BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
. Latar
Belakang
Cefalhematoma
biasanya disebabkan oleh cedera pada periosteum tengkorak selama persalianan
dan kelahiran, meskipun dapat juga timbul tanpa trauma lahir. Sefalhematoma
terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada
kulit kepala. Insidennya adalah 2,5 %. Perdarahan dapat terjadi di satu atau
kedua tulang parietal. Tepi periosteum membedakan cefalhematum dari caput
sucsedeneum. Caput terdiri atas pembengkaakan local kulit kepala akibat edema yang
terletak di atas periosteum. Selain itu, sefalhematum mungkin timbul beberapa
jam setelah lahir, sering tumbuh semakin besar dan lenyap hanya setelah beberapa minggu atau bulan.
I.2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
Cephalhematoma.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian cephalhematoma
b. Mengetahui faktor predisposisi cephalhematoma
c. Mengetahui tanda dan gejala cephalhematoma
d. Mengetahui pengkajian cephalhematoma
e. Mengetahui komplikasi cephalhematoma
f. Mengetahui Penatalaksanaan cephalhematoma
a. Mengetahui pengertian cephalhematoma
b. Mengetahui faktor predisposisi cephalhematoma
c. Mengetahui tanda dan gejala cephalhematoma
d. Mengetahui pengkajian cephalhematoma
e. Mengetahui komplikasi cephalhematoma
f. Mengetahui Penatalaksanaan cephalhematoma
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 .Definisi
Cephal
hematoma adalah perdarahan sub periosteal akibat kerusakan jaringan poriestum
karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Dan tidak pernah melampaui batas
sutura garis tengah. Tulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang
temporal atau parietal ditemukan pada 0,5-2 % dari kelahiran hidup.
(Menurut
P.Sarwono.2002. Pelayanan Kesehatan Matemal dan Neonatal ; Bagus Ida Gede Manuaba.
1998; Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan).
Bidan
perlu menjaga kebersihan kulit kepala bayi. Daerah bengkak tidak boleh
dilakukan masase. Diperlukan tindakan berupa observasi keadaan bayi dan
pembengkakkan. Cephalhematoma akan
hilang dalam beberapa minggu/bulan ( 1-3 bulan). Pada bayi yang mengalami
gangguan yang luas ini memerlukan pemantauan Hemoglobin ( HB ), Hematokrit (HMT),dan
bilirubin. Pemeriksaan sinar X-ray dilakukan apabila dicurigai ada fraktur
tulang tengkorak (5% dari seluruh kejadian cephalhematoma). Bidan perlu
menasehati ibu untuk membawa bayinya kembali bila tampak kuning. Siapa saja
dilarang untuk tidak sekali-kali mengaspirasi cephalhematoma,walaupun teraba fluktuasi.
Dibawah ini
adalah Gambar bayi yang terkena cephalhematoma:
2.2.
Patofisiologi
Cephal hematoma terjadi
akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan
poriosteum. Robeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama.
Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub periosteal yang dari
luar terlihat benjolan.
Bagian
kepala yang hematoma bisanya berwarna merah akibat adanya penumpukan daerah
yang perdarahan sub periosteum.
(
Menurut : FK. UNPAD. 1985. Obstetri Fisiologi Bandung ).
Berikut ini adalah gejala Cephal hematoma:
1.
Adanya fluktuasi
2.
Adanya benjolan, biasanya baru tampak
jelas setelah 2 jam setelah bayi lahir.
3.
Adanya chepal hematoma timbul di daerah tulang
parietal
Berupa benjolan timbunan kalsium dan sisa jaringan fibrosa yang masih teraba. Sebagian benjolan keras sampai umur 1-2 tahun.
( Menurut : Prawiraharjo, Sarwono.2002.Ilmu Kebidanan ).
Berupa benjolan timbunan kalsium dan sisa jaringan fibrosa yang masih teraba. Sebagian benjolan keras sampai umur 1-2 tahun.
( Menurut : Prawiraharjo, Sarwono.2002.Ilmu Kebidanan ).
2.3
Tanda-tanda
cephalhematoma dan komplikasi
1.
Baru tampak 6-8 jam setelah lahir,
besar, hilang 16-22 jam atau beberapa minggu kemudian.
2.
Lunak, tetapi tidak leyok pada tekanan
dan berfluktuasi.
3.
Pembengkakan terbatas.
4.
Tidak melewati sutura.
5.
Tempatnya tetap.
6.
Karena perdaraahan subperiosteum
Komplikasi
1.
Ikterus
2.
Anemia
3.
Infeksi
4.
Kalasifikasi mungkin bertahan selama
> 1 tahun
Gejala
yang mungkin terjadi yaitu anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-kadang
disertai dengan fraktur tulang tengkorak dibawah nya atau perdarahan intra
cranial.
2.4 Penatalaksanaan
Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain :
Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain :
1.
Menjaga kebersihan luka.
2.
Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan
Cephal hematoma
3. Pemberian
vitamin K.
Bayi dengan Cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena Pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih.
Bayi dengan Cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena Pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Cephalhaematoma merupkn
perdarahan subperiesteum. Cephalhaematoma terjadi sangat lambat,sehingga tidak
Nampak adanya edema dan eritema pada kulitkepala. Pada neonates dengan
chepallhematoma tidak diperlukan pengobatan karena benjolan akan hilang dengan
sendirinya beberap minggu atau bulan bila tidak ada komplikasi.
3.2 SARAN
1. diharapkan
pada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalu memantau keadaan pada bayi.
2. Diharapkan
pada bidan untuk benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan pada setiap
kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonates.
3. Diharapkan
kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin dirumah
guna mencegah kemungkinan terjadinyainfeksi dan iritasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi,
Vivian lanny lia. 2010 . asuhan neonatus bayi dan anak balita.
Jakarta:
salemba medika
Prawirohardjo,
sarwono. 2002 . ilmu kebidanan. Jakarta:
yayasan bina pustaka sarwono prawihardjo
Saifuddin,
majang 2001, ilmu kebidanan : patologi
dan fisiologi persalinan. Jakarta : yayasan esentia medica
Tidak ada komentar:
Posting Komentar