Selasa, 28 Januari 2014

laporan keluarga binaan pada balita

ASUHAN KELUARGA BINAAN PADA BALITA TN.W USIA  3 TAHUN DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA
DI KELURAHAN MARGAHAYU KECAMATAN BEKASI TIMUR PERIODE 23 DESEMBER 20134 JANUARI 2014




















Disusun oleh:

ASMAWATI
Nim : 0432950511007








SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
PRODI KEBIDANAN

2014

LEMBAR PENGESAHAN


LAPORAN DENGAN JUDUL
“ASUHAN KELUARGA BINAAN PADA BALITA TN.W USIA  3 TAHUN DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA”
DI KELURAHAN MARGAHAYU KECAMATAN BEKASI TIMUR PERIODE 23 DESEMBER 20134 JANUARI 2014



Diajukan Sebagai Syarat Pelaksanaan
Praktek Kebidanan Komunitas (PKMD)
Dari tanggal 23 Desember 2013 - 4 Januari 2014






Telah disahkan oleh:

Pembimbing Pendidikan





(Harmatuti, SST.)






Diketahui oleh:
Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan





(Karminingsih S.S.i.T ,Mkes)



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan dengan judul "Asuhan Keluarga binaan dengan tumbuh kembang Balita usia 1-5 tahun, di Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur Periode 23 Desember 2013 – 4 Januari 2014".
Dalam penyusunan Laporan Keluarga Binaan ini penulis banyak mendapatkan masukan dan bimbingan dari berbagai pihak. Adapun tujuan dibuatnya Laporan Keluarga Binaan ini sebagai syarat pelaksanaan Praktek Kebidanan Komunitas. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, sehingga laporan ini dapat terlesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.      Ibu Shinta Silaswati SKp,MSc selaku Ketua STIKes Bani Saleh
2.      Bapak dan Ibu Ketua RW 03
3.      Bapak dan Ibu Ketua RT 1 sampai dengan 8
4.      Seluruh staf prodi Kebidanan
5.      Ny. C dan keluarga yang telah bersedia menjadi pasien untuk penulis dalam pelaksanaan Asuhan Keluarga Binaan ini
6.      Teman-teman yang telah membantu memberikan masukan dan bantuan dalam penulisan Laporan Keluarga Binaan ini.
Penulis menyadari Laporan Keluarga Binaan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan adanya masukan baik berupa kritik maupun saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan keluarga binaan ini.


Bekasi, Desember 2013



                                       Penulis
BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL)  merupakan salah satu  kegiatan mahasiswa yang harus dilaksanakan dimana merupakan suatu bentuk kerja nyata dalam memberikan Pelayanan Asuhan Kebidanan Komunitas.
Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur  yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Pelayanan Komunitas yaitu dituntut untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dibina sepanjang proses pendidikan melalui berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan dimasyarakat. Oleh karena itu, sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok masyarakat (komuniti). Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.
Praktek Kerja lapangan ini merupakan aplikasi dari teori yang kami dapatkan dikampus terutama dibidang Kebidanan Komunitas, sehingga nantinya dapat menghasilkan tenaga Bidan yang terampil, berkompeten sesuai dengan tugas, peran dan tanggung jawab sebagai  Bidan.
Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang lainnya, proses pemberian pelayanan, dan kompensasi yang diterima serta harapan masyarakat pengguna (Syafrudin, 2007).
Masa balita adalah masa bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara secara kuantitatif dapat di ukur Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein baru sehingga meniingkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh (Sutjiningsih,2006).
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisisk (anatomis) yang ditandai dengan bertabahnya ukuran berbagai organ tubuh yang disebabkan adanya penambahan perbesarasan sel-sel tubuh.
Untuk mengetahui tumbuh kembamg bayi yang normal, untuk mengetahui adanya kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi sedini mungkin, untuk mengarahkan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi langsung selaras. 

1.2  Tujuan
1.2.1  Tujuan umum
Mahasiswa dapat keluarga-keluarga yang mempunyai masalah kesehatan yang berhubungan dengan kebidanan dengan mengangkat 1 keluarga binaan.
1.2.2  Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari keluarga binaan ini sebagai berikut:
1.      Mahasiswa mengenali wilayah praktek kebidanan komunitas dan masalah-masalah kesehatan di daerah.
2.      Mahasiswa dapat menemukan masalah-masalah kebidanan seperti ibu hamil, bersalin, nifas, bayi/ balita atau remaja yang merupakan masalah reproduksi.
3.      Mahasiswa dapat melakukan intervensi implementasi dan evaluasi tentang keluarga binaannya.
4.      Mahasiswa dapat melakukan dokumentasi tentang keluarga binaannya.

1.3  Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi institusi pendidikan
                  a. Mampu memperoleh gambaran bagaimana cara penyelenggaraan dan pengelolaan manajemen kebidanan komunitas.
            b. Menjadikan lulusannya lebih memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih komprehensif, holistik, dan adptif terhadap situasi dan kondisi yang berbeda dari tempat asalnya.
               c.  Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa..
      1.3.2 Manfaat bagi keluarga binaan
            a. Dapat menjadi motivasi dan koreksi dalam peningkatan derajat kesehatan  khususnya di dalam keluarga.
              b. Sebagai masukan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di dalam        keluarga.
               c. Sebagai motivasi untuk menjadikan hidup lebih sehat
      1.3.3 Manfaat bagi mahasiswa
a.  Dapat menerapkan asuhan pelayanan kebidanan komunitas secara langsung sesuai dengan teori yang sudah di dapatkan di bangku kuliah.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengembangan dan pengorganisasian masalah kesehatan dikaitkan dengan pelayanan manajemen kebidanan komunitas.
c. Mampu mengenal budaya, bahasa, dan adat kebiasaan masyarakat sehari-hari.

1.4  Ruang lingkup
Ruang lingkup laporan keluarga binaan adalah keluarga yang dibina oleh mahasiswa selama melaksanakan praktek kebidanan Komunitas, yang di dalam keluarga tersebut ditemukan masalah-masalah kebidanan seperti ibu hamil, bersalin , nifas, bayi, balita atau remaja yang merupakan masalah keseluruhan reproduksi di RW 03 Kelurahan margahayu Kecamatan Bekasi Timur.







BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Kosep Keluarga
      2.1.1 Defenisi
         Keluarga adalah suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua-anak) sekaligus (Morgan, 1977).         Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan (Maglaya, 1989).
         Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalm satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi (Mubarak, 2005).

      2.1.2 Tipe dan Jenis Keluarga
1.      Keluarga batin (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya yang belum mengikatkan diri dalam membentuk keluarga sendiri.
2.      Keluarga luas (extended family) adalah keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek dan nenek yang sama, termasuk masing-masing istri dan suami.
3.      Keluarga pangkal (stream family) ialah sejenis keluarga yang menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua.
4.      Keluarga gabungan (joint family) ialah keluarga yang terdiri atas orang-orang yang berhak atau hak milik keluarga, antara lain: saudara laki-laki pada setiap generasi.
5.      Keluarga prokreasi ialah sebuah keluarga yang individunya merupakan orang tua.
6.      Keluarga orientasi ialah keluarga yang individunya merupakan salah seorang keturunan.

      2.1.3 Struktur Keluarga
               Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah:
1.      Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis ayah.
2.      Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis ibu.
3.      Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4.      Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal baresam keluarga sedarah suami.
5.      Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara menjadi bagian dan keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

      2.1.4 Peran Keluarga
               Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagi berikut:
1.      Peranan ayah
      Sebagai suami dan ayah dari anak-anaknya, ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.      Peranan ibu
      Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.      Peranan anak
      Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

      2.1.5 Fungsi Keluarga
               Fungsi-fungsi keluarga meliputi:
1.      Fungsi biologis
Keluarga yang dibentuk melalui ikatan perkawinan merupakan sarana yang sah bagi pasangan suami istri untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Jadi, keluarga berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan biologis manusia, yang secara khusus dalam bentuk hubungan seks, agar manusia tidak memenuhi kebutuhan tersebut secara bebas seperti binatang.
2.      Fungsi sosialisasi anak
Anak memperoleh sosialisasi yang pertama di lingkungan keluarganya. Orang tua mempersiapkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Dengan melaksanakan fungsi sosialisasi ini dapat dikatakan bahwa keluarga berkedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial di masyarakat.
3.      Fungsi afeksi
Anak, terutama pada saat masih kecil, berkomunikasi dengan lingkungannya dan orang tuanya dengan keseluruhan kepribadiannya. Ia dapat merasakan dan menangkap suasana perasaan yang meliputi orang tuanya pada saat berkomunikasi dengan mereka. Oleh karena itu, orang tua terutama ibu harus melaksanakan fungsi afeksi (perasaan) ini dengan baik agar jiwa anak tumbuh dengan baik.


4.      Fungsi edukatif
Fungsi edukatif atau fungsi pendidikan keluarga merupakan salah satu tanggung jawab yang sangat pentingyang dipikul oleh orang tua. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Kehidupan keluarga sehari-hari tertentu beralih menjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh anak-anaknya. Karena sekarang berbagai kemampuan yang harus dikuasai anak begitu kompleksnya, maka tidak semua hal dapat diajarkan atau dididik oleh orang tua, sehingga anak-anak harus sekolah. Namun demikian, pendidikan di keluarga dapat merupakan dasar atau landasan utama babi anak untuk mengembangkan pendidikan selanjutnya.
5.      Fungsi religius
Keluarga mempunyai fungsi religius. Artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama. Pembinaan rasa keagamaan anak lebih awal lebih baik. Di lingkungan keluarga pertama-tama anak mesti dibiasakan dalam kehidupan beragama. Anak akan mempunyai keyakinan agama dan landasan hidup yang kuat jika keluarganya mampu melaksanakan fungsi religius ini dengan baik.
6.      Fungsi protektif atau perlindungan
Diantara alasan seseorang melangsungkan pernikahan atau membentuk sebuah keluarga adalah untuk mendapatkan rasa keterjaminan atau keterlindungan hidupnya, baik secara fisik (jasmani) maupun psikologi (rohani). Misalnya seorang istri akan merasa hidupnya terjamin dan terlindungi serta tentram di samping suaminya. Dalam kelurgapun anak-anak merasa terlindungi oleh kasih sayang kedua orang tuanya. Jadi fungsi-fungsi perlindungan dari keluarganya terhadap anak meliputi perlindungan lahir dan batin.
7.      Fungsi rekreatif
Fungsi rekreatif sangat penting bagi anggota keluarga, karena dapat menjamin keseimbangan kepribadian anggota keluarga, memperkokoh kerukunan dan solidaritas keluarga, mengurangi ketegangan perasaan, meningkatkan saling pengertian dan meningkatkan rasa kasih sayang.
8.      Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi sangat penting bagi kehidupan keluarga, karena merupakan pendukung utama bagi keutuhan dan kelangsungan keluarga. Fungsi ekonomi keluarga meliputi pencari nafkah, perencanaan serta penggunaan, pelaksanaan fungsi ekonomi keluarga oleh dan untuk semua anggota keluarga mempunyai kemungkinan menambah saling pengertian, solidaritas dan tanggung jawab bersama dalam keluarga itu.
9.      Fungsi penentuan status
Keluarga dapat berperan sebagai agen penentuan status bagi anggotanya. Keluarga dapat melakukan upaya pencegahan terhadap anggota agar tidak melakukan perilaku menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Keluarga juga dapat melakukan upaya kreatif, misalnya dengan mengingatkan, menyadarkan ataupun menghukum anggota keluarganya yang telah melakukan perilaku menyimpang atau melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

      2.1.6 Tugas Perkembangan Keluarga
A.    Tahap I. Pasangan Baru (Keluarga Baru)         
1.      Membina hubungan intim yang memuaskan
2.      Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
3.      Mendiskusikan rencana memiliki anak
B.     Tahap II. Keluarga ”Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
1.      Persiapan menjadi orang tua
2.      Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan seksual dan kegiatan.
3.      Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
C.     Tahap III. Keluarga Dengan Anak Prasekolah
1.      Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
2.      Membantu anak untuk bersosialisasi
3.      Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi.
4.      Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
5.      Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot)
6.      pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7.      Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
D.    Tahap IV. Keluarga Dengan Anak Sekolah
1.      Membantu sosialisasi anak, tetangga, sekolah dan lingkungan.
2.      Mempertahankan keintiman pasangan.
3.      Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
E.     Tahap V. Keluarga Dengan Anak Remaja
1.      Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
2.      Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
3.      Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang. Hindari perdebatan, permusuhan dan kecurigaan.
4.      Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
F.      Tahap VI. Keluarga Dengan Anak dewasa (Pelepasan)
1.      Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2.      Mempertahankan keintiman pasangan.
3.      Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
4.      Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5.      Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

G.    Tahap VII. Keluarga Usia Pertengahan
1.      Mempertahankan kesehatan.
2.      Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
3.      Meningkatkan keakraban pasangan.
H.    Tahap VIII. Keluarga Usia Lanjut
1.      Mempertahankan suasana rumah tangga yang menyenangkan.
2.      Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
3.      Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
4.      Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5.      Melakukan life review.

2.2  BALITA
  1. Konsep dasar
Perkembangan yaitu suatu proses menuju terciptanya kedewasaan yang ditandai bertambahnya kemampuan/keterampilan yang menyangkut struktur tubuh yang berkaitan dengan aspek non fisik. Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu proses yang saling berkaitan dan sulit di pisahkan.
  1. Pengertian Balita
Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun. (Muaris.H,2006)
Balita adalah istilah umum bagian anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah(3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, sepetri mandi, buang air dan makan. Menurut Sutomo dan Anggraeni. DY, (2010)
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan.
 Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan.
Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya.
Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan takan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
  1. Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1 – 3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2007).
 Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang di sediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar..
  1. Tumbuh Kembang Balita
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:
1.      Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ujung kaki, anak-anak berusaha menegakkan tubuhnya. Lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
2.      Perkembangan dimulai dari batang tubuh kearah luar. Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya.
3.      Setelah dua pola dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-lain.
  1. Tujuan mempelajari pertumbuhan dan perkembanga bayi dan balita
Untuk mengetahui tumbuh kembang bayi yang normal; untuk mengetahui adanya kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi sedini mungkin; untuk mengarahkan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi langsung selaras sesuia dengan usianya.
  1. Tahap / fase tumbuh kembang anak
Fase neonatus, sejak lahir sampai umur 4 minggu; fase bayi, 4 minggu sampai dengan 1 tahun; fase prasekola/balita, 1 sampai 5 tahun; fase anak srkolah, 6 sampai dengan 12 tahun; fase remaja, 12 sampai dengan 18 atau 21 tahun (Belum Menikah).
  1. Pola tahap perkembangan
Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkebangan yang ddapat digunakan untuk mendeteksi dini perkembanga selanjutnya. Pada masa ini di bagi menjadi lima tahap yaitu : a). masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yag sangat cepat pada alat dan jaringan tubuh; b). masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan diluar rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuha fisik dalam perubahan; c). masa bayi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya fan mempunyai dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dan menghindari hal yang mengancam dirinya ; d) masa anak terjadi perkembangan yang cepat dalam asfek sifat, sikap, minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan.
  1. faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
1.      faktor herediter: merupakan faktor pertumbuhan yang dapat di turunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelmin.
2.      Faktor lingkungan: lingkungan pranatal, kondisi lingkungan, yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak atau balita.
3.       Nutrisi: nutrisi adalh salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan  perkembangan.
4.      Lingkungan budaya: budaya keluarga atau mmasyarakat akan mempengaruhi bagaimanna mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat.
5.      Status sosial dan ekonomi keluarga : anak yang dibesarkann di keluarga yang berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik di bandingkan dengan anak yang di besarkan dikeluarga yang berekonomi sedang atau krang.
6.      Iklim/cuaca: iklim tertentu akan mempengarhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabpkan sulitnya trasportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyaki menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak.
7.      Olah raga/latihan fisik: manfaat olah raga atau latihan fisik yang teratur akan meningkatkan sirkulasi darah sehingga meningkatkna suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel.
8.      Posisi anak dalam keluarga: posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu dan mempegaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh dan didik dalam keluarga.
9.      Status kesehatan: status kesehatan anak dapat mempengaruhi pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan.
10.  Faktor hormoanal: faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan,hormon tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubuh.
  1.  Ciri-ciri tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak yang sudah di muali sejak lonsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu : tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
  1.  Kunjungan Balita
Asuhan masa balita diperlukan pada masa ini karena merupakan masa kritis bagiorang tua dan balitanya.  Adapun tujuan asuhan masa balita:
a.       Menjaga kesehatan orang tua dan balitanya, baik fisik maupun psikologik
b.       Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupun balitanya.
c.       Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencaan, menyusui, pemberian imunisasi kepada balita dan perawatan hidup sehat.
d.      Memberikan pelayanan keluarga berencana.
  1. Pelayanan kesehatan anak balita
Pelayanan kesehatan sesuai standar yang meliputi :
1.      Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku KIA/ KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
2.      Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan disarana pelayanan kesehatan.
3.      Pemberian vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali setahun.
4.      Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita.
5.      Pelayanan anak balita sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.


















BAB III
TINJAUAN KASUS

I.            PENGKAJIAN KELUARGA TN.W
1.         Identitas Keluarga
Salah satu keluarga RT 02 RW 03 dengan nama kepala keluarga bernama Tn. W berjenis kelamin laki-laki umur 32 tahun beragama islam dengan suku bangsa jawa, pendidikan terakhir Tn. W SMP, pekerjaan Tn. W adalah seorang karyawan dengan lama pernikahan 6 tahun, untuk pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Tn. W atau Suami, alamat Tn. W Jalan R.A Kartini Gg. Mawar 06 RT 02 RW 003 No. 18 kelurahan Maragahayu Kecamatan Bekasi Timur.
2.      Anggota Keluarga
No.
NAMA
UMUR
L/P
HUB.KLG
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
1
Ny. W
28 tahun
P
Istri
SMP
IRT
2
An. A
3 tahun    5 bulan
P
Anak
-
-

3.      Status Kesehatan Keluarga
Pada saat survei, keluarga Tn. W dalam keadaan sehat tidak menderita penyakit apapun.
4.      Keadaan Keluarga
Frekuensi makan keluarga Tn. W dalam 1 hari adalah 3 kali sehari dengan komposisi makanan yang dikonsumsinya cukup, keluarga Tn. W menggunakan garam beryodium dan kebiasaan berobat keluarga di Tenaga Kesehatan.
5.      Genogram
Laki-laki
 
perempuan
 
 






6.         Lokasi Rumah
      Adapun tempat atau lokasi rumah keluarga binaan yang dapat penulis jelaskan adalah bertempat tinggal di Rt. 02 Rw. 003 Kelurahan Margahayu Bekasi


                                                                              U                    
     
    LOKASI
      RT   
 
7.      Posisi dan Bentuk Rumah Keluarga Binaan
                        Posisi rumah keluarga binaan menghadap ke selatan, keadaan rumah sudah berlantai keramik  terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur. Kamar mandi sudah berada didalam rumah, didepan rumah ada teras.
 



RT
 
                                                      S                                


8.      Keadaan rumah keluarga bianaan
Rumah keluarga bianaan terawat ditinjau dari keadaan ruang tamu, kamar tidur, dapur, halaman belakang rumah. Ventilasi udara dan cahaya memenuhi syarat. Keadaan keluarga tampak harmonis dan keluarga ramah setiap kali dikunjungi.






II.            FORMAT PENGKAJIAN BALITA (1-5 TAHUN)

A.  IDENTITAS
Nama Balita       : An. A
Tanggal Lahir    : 30 Juli 2010
Usia Balita         : 3 tahun 5 bulan
Jenis Kelamin    : Perempuan
Nama Ibu           : Ny. W
Nama Ayah       : Tn. W
Agama               : Islam
Suku Bangsa      : Jawa
Alamat Rumah  : Jl. RA Kartini Gg. Mawar 06 RT 02 RW 03, Margahayu
                             Bekasi - Timur.

B.  ANAMNESA pada tanggal 31 Desember 2013          Pukul  : 10.00 Wib
Oleh : Asmawati

1.    Alasan kunjungan saat ini  :
Kunjungan pertama                          Keluhan :  Tidak Ada Keluhan
ΓΌ   Kunjungan Rumah

2.    Usia Balita    : 3 tahun 5 buan
3.    Kunjungan ke posyandu :
ΓΌ   Ya,
Frekuensi :
ΓΌ  Teratur
Kepemilikan KMS :
ΓΌ  Ya, terisi Lengkap
Pemberian vitamin A :
ΓΌ  Ya
4.    Keadaan gizi menurut KMS :
ΓΌ   Baik
5.    Status Imunisasi
No.
Jenis Imunisasi
Sudah/Belum
Tempat
KMS/Pengakuan Ortu
Kesimpulan
1
BCG
Sudah
Bidan
KMS

2
Polio 1
Sudah
Bidan
KMS

3
Polio 2
Sudah
Bidan
KMS

4
Polio 3
Sudah
Posyandu
KMS

5
Polio 4
Sudah
Posyandu
KMS

6
Hepatitis (0-7 hari)
Sudah
Bidan
KMS

7
Combo 2
Sudah
Posyandu
KMS

8
Combo 3
Sudah
Posyandu
KMS

9
Combo 4
Sudah
Posyandu
KMS

10
Campak
Sudah
Posyandu
KMS


6.    Ibu memberikan ASI ekslusif
ΓΌ   Tidak, alasan karena ibu melahirkan dirumah sakit dengan tindakan Sectio Sesar sehingga ibu tidak bisa memberikan ASI saat dirumah sakit.






BAB IV
PEMBAHASAN


Setelah melakukan asuhan kebidanan pada keluarga binaan di RT 02 RW 003 Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur, pembahasan dari laporan keluarga binaan ini sebagai berikut:

Pembahasan hasil asuhan pada balita Ny. C dengan keadaan normal
            Setelah dilakukan asuhan pada Tanggal 31 Desember 2013 - 2 Januari 2014 An. SR 3 tahun 5 bulan, memiliki Berat Badan 14 kg, Tinggi Badan 95 cm, Lingkar Kepala 48 cm dan Lingkar Lengan 16 cm. Maka dapat diketahui status gizi anak dalam keadaan baik sesuai dengan usianya.
            Saat dilakukan DDST pada An. A dengan Usia 3 tahun, An. A dapat melakukan sesuai dengan usianya yaitu dapat memakai T-shirt, menyebutkan nama temannya, mencuci tangan dan mengeringkannya, meloncat jauh berdiri 1 kaki dalam 1 detik, dapat mengekspresikan emosi serta dapat menyebut gambar. Maka dapat diketahui perkembangan motorik kasar, bahasa, adaptif/ motorik halus dan personal soaial.
 Maka dapat disimpulkan bahwa balita dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan yang dirasakan pada saat ini.











                                               BAB V
PENUTUP


Penutup
Asuhan pada balita adalah asuhan yang diberikan pada balita umur 1-5 tahun. Dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada 1 keluarga binaan di RW 03 di RT 05 Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur, maka penulis menyimpulkan beberapa hal, yaitu Pada keluarga Balita An.SR dengan perbaikan gizi , maka balita perlu asupan gizi yang baik seperti mengkonsumsi makan – makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan .
                 



Saran
Adapun saran yang penulis berikan yaitu sebagai berikut:
1.      Untuk masyarakat agar ikut berperan serta dalam meningkatkan derajat kesehatan dengan membantu tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan mengikuti program- program dari tenaga kesehatan.
2.      Bagi mahasiswa dapat meningkatkan minat belajar dan keterampilannya agar asuhan yang diberikan pada masyarakat mendapatkan hasil yang maksimal serta dapat belajar untuk berkomunikasi yang lebih baik lagi kepada masyarakat.