BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan
orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak
(asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan yang terbaik bagi
anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Proses kelahiran
sangat dipengaruhi oleh kehamilan diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui
proses persalinan yang normal, dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran
dengan tenaga mengedan ibu dan kontraksi kandung rahim tanpa mengalami asfiksia
yang berat ataupun trauma lahir.
Pada saat persalinan, perlukaan atau trauma kelahiran
kadang-kadang tidak dapat dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada
persalinan yang terganggu oleh salah satu sebab. Penanganan persalinan secara
sempurna dapat mengurangi frekuensi peristiwa tersebut.
Kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi di beberapa saat
sesudah persalinan bahkan persalinan normal sekalipun. Pada umumnya kelahiran
bayi normal cukup bulan merupakan tanggung jawab penuh seorang bidan terhadap
keselamatannya dan juga pada ibu pada persalinan normal
Bayi baru lahir ( neonatus ) adalah bayi, dari lahir sampai
usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. (Donna, 2003)
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan
pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada
persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. (Saifuddin, 2001)
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama
dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila
janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat
kasus terjadinya cedera in utero. (Varney, 2007 )
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan
kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan
menghilang dalam waktu satu dua hari. Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada
presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian
tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah.
Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang
setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2006)
1.2
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui penyebab jalan lahir yang terdiri dari caput succedaneum.
2.
Tujuan Khusus
1) Mengetahui teori tentang pengertian
2) Mengetahui penyebab, faktor
predisposisi, gejala, patofisiologi, komplikasi dan penatalaksanaan caput
succedaneum.
3) Mengetahui proses manajemen Tujuh Langkah Varney
1.3 Manfaat Penulisan
Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas
Persalinan. Mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
diberikan saat melakukan pendidikan selama dalam perkuliahan. Serta dapat
melakukan keterampilan dasar praktik dilapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CEDERA LAHIR
Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi
karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan
yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. (Sarwono, 2007).
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama
dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila
janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat
kasus terjadinya cedera in utero. (Varney, 2007 )
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam
atau karena proses kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk
menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang
tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran.
Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak
pantas atau yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah
mendapat perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak
ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh. Pembatasan
trauma lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri,
pengambilan contoh darah vena kulit kepala atau resusitasi. (Dewi, 2010)
2.2 RUANG LINGKUP CAPUT
SUCCEDANEUM
a.
Pengertian Caput Succedaneum
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi
kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut
terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput
suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah
2-5 hari. (Sarwono, 2006).
Kejadian
caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat
tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan
vakum ekstraksi. (Saifuddin, 2001).
Caput
suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau
dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi
pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir.
Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono,
2007).
Caput
Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher
rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu
dua hari.
Perbedaan caput succedaneum dan
cephalhematoma
Caput
succedaneum
|
Cephalhematoma
|
Muncul
waktu lahir, mengecil setelah lahir.
|
Muncul
waktu lahir atau setelah lahir, dapat membesar sesudah lahir.
|
Lunak,
tidak berfluktuasi.
|
Teraba
fluktuasi.
|
Melewati
batas sutura, teraba moulase.
|
Batas
tidak melampaui sutura.
|
Bisa
hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hari
|
Hilang
lama (beberapa minggu atau bulan).
|
Berisi
cairan getah bening
|
Berisi
darah
|
Sumber : Kosim, 2003
b.
Penyebab
Kaput suksedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat
pada kepala pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi
perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan
ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan
dengan Vaccum ektrasi. (Dewi, 2010
c.
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :
1. Makrosomia
2. Prematuritas
3. disproporsi sefalopelvik
4. Distosia
5. persalinan lama
6. persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan
forceps)
7. persalinan dengan sectio caesaria
8. kelahiran sungsang
9. presentasi bokong
10. presentasi muka
11. kelainan bayi letak lintang
d.
Gejala
1. Udema di kepala
2. Terasa lembut dan lunak pada perabaan
3. Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
4. Udema melampaui tulang tengkorak
5. Batas yang tidak jelas
6. Permukaan kulit pada benjolan
berwarna ungu atau kemerahan
7. Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan
(Dewi, 2010)
e.
Patofisiologis
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala
ketika memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan
limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput
ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan
dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah
sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk
mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage
ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir.
Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri
dalam satu sampai dua hari. (Markum, 1991)
f.
Komplikasi
1. Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit
kepala terluka. (kosim, 2003)
2. Ikterus
Pada bayi yang terkena caput
succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas faktor Rh atau
golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003)
3. Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang
terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat
atau perdarahan yang banyak.
g.
Penanganan
Untuk
melakukan penanganan pada kasus caput succedaneum sebagai berikut:
a. Bayi dirawat seperti bayi normal
b. Awasi keadaan umum bayi
c.
Lingkungan harus dalam keadaan baik,
cukup ventilasi, masuk sinar matahari (agar tidak terjadi hipotermi).
d. Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan ibu cara menetekan
dengan tiduran untuk mengurangi anak
jangan sering diangkat, agar benjolan tidak meluas karena tekanannya meninggi
dan cairan serebrospinalis meningkat keluar.
e. Stimulus secara pelan untuk merangsang pembuluh limfe
dibawah kulit.
f. Memberikan konseling kepada orang tua tentang:
1)
Keadaan trauma pada bayi, tidak usah
cemas karena benjolan akan menghilang dalam 2 –3
2)
Perawatan bayi sehari-hari.
3)
Manfaat can cara pemberian ASI (bisa
dengan sendok)
g. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara:
1)
Perawatan tali pusat dengan baik.
2)
Personal hygiene yang baik pada
daerah luka.
3)
Pemberian ASI yang adekuat.
h.
Penatalaksanaan
a. Perawatan bayi sama dengan
perawatan bayi normal.
b. Pengawasan keadaan umum bayi.
c. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar
matahari yang cukup.
d. Pemberian ASI yang adekuat, bidan
harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar.
e. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya
infeksi pada benjolan.
Berikan konseling pada orang tua, tentang :
·
Keadaan
trauma yang dialami oleh bayi;
·
Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya
setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan
·
Perawatan
bayi sehari-hari.
·
Manfaat
dan teknik pemberian ASI. (DEWI, 2010)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Caput
succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan
difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah
dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput succedaneum dapat hilang
pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi
ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan
hiperbilirubin. Kadang-kadang caput succedaneum disertai dengan molding
atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah
satu minggu.
3.2 SARAN
1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan
khususnya bidan agar selalu memantau keadaan pada bayi.
2. Diharapkan kepada bidan untuk benar-benar
mengerti tentang penatalaksanaan pada setiap kelainan kepala yang mungkin
terjadi pada neonatus.
3. Diharapkan kepada setiap orang tua untuk
melakukan perawatan bayinya secara rutin dirumah guna mencegah kemungkinan
terjadinya infeksi dan iritasi.
3.3
DAFTAR PUSTAKA
http://mediabidan.blogspot.com/2009/02/asuhan-pada-bayi-dgn-caput-succedaneum.html
http://ayumarthasari.blogspot.com/2011/12/bayi-baru-lahir-normal-dan-caput.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar