BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Bayi perempuan
mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita hemangioma dibanding
bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi prematur. Kurang lebih 55%
hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya pada saat minggu
pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal,
involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali
hemangioma menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir. Walaupun perjalanan
penyakit dari hemangioma sudah diketahui, sangat sulit untuk memprediksi durasi
dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu. Superfisial
hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi
hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14 bulan. Pada
beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih susah untuk
diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah menyala ke
ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40% dari pasien mempunyai sisa perubahan
dari kulit, hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis biasanya
involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma superfisial pada muka sering
meninggalkan noda berupa sikatrik (Kushner, et al., 1999; Katz, et
al., 2002).
Gambaran klinis
umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat
setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa
bulan; warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis
kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan,
warnanya menjadi merah gelap (Katz, et al., 2002).
Hemangioma
muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa bulan
setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh, meskipun
demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma
tumbuh pada muka atau kepala bayi (Kantor, 2004).
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang dapat merumuskan permasalahannya yaitu “Bagaimana penangan
neonatus dan bayi dengan masalah hemangioma”
1.3.Tujuan
Masalah
1.
Tujuan Umum
Tujuan
umum dari materi ini adalah untuk mengetahui Bagaimana penanganan neonatus dan
bayi dengan masalah hemangioma
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk
mengetahui pengertian Hemangioma
b.
Untuk
mengetahui jenis Hemangioma
c.
Untuk
mengetahui tanda-tanda Hemangioma
d.
Untuk
mengetahui Pencegahan Hemangioma
e.
Untuk
mengetahui gambaran klinis dan komplikasi hemangioma
f.
Untuk
mengetahui Penanganan dan pemberian asuhan pada masalah hemangioma
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Hemangioma
adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada
setiap jaringan pembuluh darah (Anonim, 2005).
Hemangioma
merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak. Meskipun tidak
menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua, contohnya adalah cherry
hemangioma atau angioma senilis yang biasanya jinak, kecil, red-purple
papule pada kulit orang tua (Olmstead, et al., 1994; Pieter, et
al., 1997; Hamzah, 1999).
Hemangioma
adalah salah satu jenis kelainan pembuluh darah. Orang lebih mengenalnya
sebagai tanda lahir, sebenarnya hemangioma adalah tumor pembuluh darah, tetapi
tidak berbentuk benjolan. Hemangioma ini bisa dijumpai pada bayi baru lahir.
Hemangioma,
sekitar 60 % berada di sekitar kepala dan leher. Sekitar 25 % berada di tubuh,
dan 15 % terdapat di lengan atau kaki. Hemangioma juga bisa muncul di lapisan
bawah kulit ataupun organ dalam tubuh, seperti hati, saluran pencernaan, dan
otak. Secara pasti, sampai saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan
hemangioma ini. Akan tetapi, penyakit ini lebih cenderung menyerang:
1. Hemangioma lebih sering terjadi
pada perempuan daripada laki-laki.
2. Lebih sering terjadi pada anak
kembar.
3. Lebih sering dijumpai pada ras
Kaukasia daripada ras Asia atau Afrika
Hemangioma,
selain disebabkan karena kelainan pembentukan pembuluh darah (pembulu darah
melebar) juga disebabkan karena faktor tertentu yang terjadi dalam proses
kelahiran, misalnya trauma saat lahir. Tanda lahir tidak berkaitan dengan
penyakit kulit dan tidak menular. Jadi, orang tua tak perlu cemas.
Menurut data
medis, 30% tanda lahir sudah tampak sejak saat bayi lahir. Sedangkan yang
70%-nya baru muncul satu hingga empat minggu setelah bayi lahir. Gejala ini
lima kali lebih banyak dialami anak perempuan daripada lelaki. Tanda lahir ini
juga lebih banyak muncul pada ras kaukasia, dan bayi yang lahir dengan berat
kurang atau BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
Penyebab
hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya memiliki
peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic
Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth
Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan
faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis
inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta,
dan transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya
hemangioma (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Meskipun
mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan involusi hemangioma
tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai pertumbuhan dari pembuluh darah
yang normal dan proses angiogenesis dapat dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis
menunjukkan suatu proses dimana prekursor sel endotel meningkatkan pembentukan
pembuluh darah, mengingat angiogenesis berhubungan dengan perkembangan dari
pembuluh darah baru yang ada dalam sistem vaskular tubuh. Selama fase
proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan dari sel-sel endotel dari
kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari angiogenesis, termasuk
proliferasi dari antigen inti sel, collagenase tipe IV, basic
fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor,
urokinase, dan E-selectin, dapat dikenali oleh analisis imunokimiawi
(Olmstead, et al., 1994; Kushner, et al., 1999; Katz, et al.,
2002).
Hemangioma
superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana ukuran dan
volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat, dimana
perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi dimana hemangioma
mengalami regresi secara spontan. Selama fase involusi, hemangioma dapat hilang
tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit sekitarnya, dan
meskipun fase involusi sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang
terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat involusi lengkap, tidak
meninggalkan bekas (Kantor, 2004; Lehrer, 2004; Hall, 2005).
2.2. Jenis Hemangioma
Pada dasarnya
hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler dan hemangioma
kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial hemangioma) terjadi pada kulit
bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang lebih
dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua
jenis hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma campuran
(Hamzah, 1999; Lehrer, 2003).
A. Hemangioma kapiler
1. Strawberry hemangioma (hemangioma
simplek)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah
lahir. Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam
beberapa hari atau beberapa minggu (Hall, 2005). Tampak sebagai bercak merah
yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan
berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Involusi spontan
ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang
dan lebih mendatar (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002; Lehrer,
2003; Anonim, 2005).
Gambar 1.
Strawberry hemangioma (Drolet, et al., 2004).
2. Granuloma
piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah
trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai
infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur,
terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami
trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat.
Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah
(Worman, 1998; Hamzah, 1999).
B. Hemangioma
kavernosum
Lesi ini tidak
berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah
sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila
dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum
jarang mengadakan involusi spontan (Cohen, 2004; Anonim, 2005).
Hemangioma
kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot
atau organ dalam (Hall, 2005).
C. Hemangioma
campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum.
Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian
besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat
terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran
keratotik dan verukosa (Hamzah, 1999; Kushner, et al., 1999; Lehrer,
2003; Anonim, 2005).
Lokasi
hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ dalam
(Hall, 2005).
Gambar 2. Hemangioma kapiler dan
hemangioma kavernosum (Drolet, et al., 2004).
Beberapa literatur menyebutkan
hemangioma yang lain diantaranya:
1. Intramuscular hemangioma
ntramuscular
hemangioma sering terjadi pada dewasa muda, 80-90% diderita oleh orang yang
berumur kurang dari 30 tahun. Hemangioma ini lebih sering terjadi pada
ekstremitas inferior, terutama di paha dan khas ditunjukkan dengan massa pada
palpasi dan perubahan warna pada permukaan kulit di sekitar area hemangioma. Intramuscular
hemangioma bisa asimptomatik atau dapat juga muncul dengan gejala-gejala
seperti pembesaran ekstremitas, peningkatan suhu pada area hemangioma,
perubahan warna pada permukaan kulit, dan sakit (Olmstead, et al., 1994;
Enneking, et al., 1998; Katz, et al., 2002).
Gambar 3. Hasil pencitraan T1
dan T2 MRI dari intramuscular hemangioma pada kaki. Gambaran yang
menyerupai ular pada pembuluh darah menunjukkan tanda yang kuat dari hemangioma
(Katz, et al., 2002).
Gambar 4. T1 (time to
repetition [TR]=500, time to echo [TE]=15.0/1) dan T2
(TR=3000, TE=15/Ef) hasil pencitraan pada intramuscular hemangioma pada
kaki. Hemangioma radiolusen pada T1 dan radioopak pada T2 menunjukkan bahwa
hemangioma seperti gambaran lemak atau hasil nonliquid (Katz, et al.,
2002).
2. Synovial hemangioma
Synovial
hemangioma kasusnya jarang terjadi. Pada artikulasio sinovial terdapat
eksudat cairan yang berulang, nyeri, dan menunjukkan gejala gangguan mekanik
(MacDonald, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Gambar 5. Magnetic resonance
imaging (MRI) menunjukkan lesi yang berat pada sinovial dengan penonjolan
pada kapsul lateral dan komplek retinakuler, tulang dan meniscus normal
(MacDonald, et al., 1999).
Gambar 6. Artroskopi menunjukkan
suatu pedunkulasi, lesi mirip anggur muncul dari sinovial pada lateral
parapatella (arrowhead) (MacDonald, et al., 1999).
3. Osseus hemangioma
Osseus
hemangioma sering ditemukan dalam bentuk kecil-kecil, tetapi dapat
menyebabkan nyeri dan bengkak. Pada tulang tengkorak dapat berhubungan dengan
bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada kasus-kasus yang jarang, vertebrae
hemangioma bisa menyebabkan penekanan pada korda dan fraktur, tapi
kebanyakan vertebrae hemangioma biasanya asimptomatik (Katz, et al.,
2002).
Osseus
hemangioma biasanya solid (melibatkan satu tulang) atau fokal (melibatkan
satu tulang atau tulang di dekatnya pada satu area). Penulis lain memberi
definisi yang berbeda. Beberapa penulis mengatakan bahwa hemangiomatosis
merupakan multipel hemangioma yang berlokasi di antara tulang yang saling berdekatan
atau bersebelahan. Multipel hemangioma juga dihubungkan dengan cystic
angiomatosis tulang dimana tidak didapatkan komponen jaringan lunak.
Skeletal-ektraskeletal angiomatosis diartikan sebagai hemangioma yang
mempengaruhi kanalis vertebralis, selama tidak berada satu tempat (Katz, et
al., 2002).
Gambar 7. Kortek tibia
berbatasan dengan intramuscular hemangioma pada kaki (Katz, et al.,
2002).
4. Choroidal hemangioma
Choroidal
hemangioma dapat tumbuh di dalam pembuluh darah retina yang disebut koroid.
Jika terdapat pada makula (pusat penglihatan) atau terdapat kebocoran cairan
dapat menyebabkan pelepasan jaringan retina (retinal detachment).
Perubahan ini dapat mempengaruhi penglihatan. Kebanyakan choroidal
hemangioma tidak pernah tumbuh atau terjadi kebocoran cairan dan mungkin
dapat diobservasi tanpa pengobatan (Finger, 2004).
Gambar 8. Choroidal
hemangioma ini berada di atas saraf optikus, tapi bisa sampai ke fovea.
Walaupun tidak terdapat robekan, kista pada retina dengan degenerasi fovea
menyebabkan penurunan ketajaman visus sampai 20/200 (Finger, 2004).
Gambar 9. Choroidal
hemangioma berbentuk bulat dan berwarna reddish-orange. Tumor ini
bisa meluas, tapi berada di bawah fovea dan visus 20/20 (Finger, 2004).
5. Spindle cell hemangioma
Spindle cell
hemangioma (hemangioendothelioma) merupakan lesi vaskular yang tidak jelas
dimana biasanya berlokasi di dermis atau subkutis dari ekstremitas distal
(terutama sekali pada tangan) (Roy, 2000; Katz, et al., 2002).
6. Gorham disease
Gorham
disease dapat menimbulkan nyeri tumpul atau lemah dan jarang dicurigai
lebih awal pada evaluasi dengan radiografi. Penderita biasanya berumur kurang
dari 40 tahun. Secara histologi Gorham disease khas menampakkan
hipervaskularisasi dari tulang. Proliferasi vaskular sering mengisi kanalis
medularis (Katz, et al., 2002).
Gambar 10. Gambaran radiografi
pada pasien dengan Gorham disease menunjukkan terputusnya tulang (Katz, et
al., 2002).
7. Kassabach-Merritt syndrome
Kassabach-Merritt
syndrome komplikasi dari pembesaran pembuluh darah yang cepat yang ditandai
dengan hemolitik anemia, trombositopeni, dan koagulopati. Kassabach-Merritt
syndrome terlihat berhubungan dengan stagnasi aliran pada hemangioma yang
besar, dengan banyaknya trombosit yang tertahan dan terjadi penggunaan faktor
koagulan yang tidak diketahui sebabnya (consumptive coagulopathy)
(Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
2.3.Tanda-Tanda Hemangioma
1. Tampak
seperti tanda lahir, tetapi pertumbuhannya terjadi secara cepat pada usia 6-12
bulan.
2. Pertumbuhan ini mulai menyusut dan melambat pada usia 1-7 tahun dan
tumor ini menciut pada usia 10-12 tahun, kebanyakan ada pula yang menghilang
pada usia 10-13 tahun.
3. Adanya pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan
bertekstur (kadang disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah seperti
buah stroberi).
4. Pembuluh darah vena yang
menyebar dari tumor juga bisa terlihat di bawah kulit. Saat hemangioma mulai
menyusut, warna merahnya akan memudar. Bekas warna akhir itu umumnya akan
hilang saat anak berusia 7 tahun.
5. Untuk hemangioma yang muncul
pada lapisan kulit lebih bawah (hemangioma dalam), terlihat seperti lebam atau
kebiru-biruan pada kulit tapi terkadang juga malah tidak tampak sama sekali.
Lebam ini biasanya terlihat pada saat anak berusia 2-4 bulan.
2.4.Pencegahan
Untuk
mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi,
jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti
keterangan yang disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera
berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi atau mencegah perkembangan
hemangioma lebih lanjut. Dalam banyak kasus perlakuan tidak akan ditunjukkan.
Jika pengobatan diperlukan, bagaimanapun, mungkin meliputi:
• Kortison:
Injected ke hemangioma atau diberikan secara oral melalui mulut. Jika diberikan
secara oral untuk waktu yang lama memiliki efek samping termasuk peningkatan
risiko infeksi sistemik, tekanan darah tinggi, diabetes, nafsu makan meningkat,
iritasi lambung, penekanan pertumbuhan, dll
• Berdenyut
Dye Laser Therapy: Terapi ini memperlakukan pembuluh darah dangkal terbaik.
Jika perawatan ini dianjurkan biasanya diperuntukkan bagi komponen dangkal
hemangioma, ditandai dengan lesi, datar merah. Hal ini biasanya diberikan dalam
serangkaian perawatan laser jarak 2-4 minggu.
• Antibiotik:
Jika hemangioma yang terinfeksi dan membukanya dapat diobati dengan kursus
singkat antibiotik dan pembersihan luka sehari-hari.
• Alpha Interferon:
Terapi ini terbatas pada yang paling parah dan hemangioma berpotensi mengancam
kehidupan. Ini melibatkan pemberian obat sistemik melalui tembakan harian,
biasanya ke kaki, selama beberapa bulan. Hal ini biasanya diberikan kepada bayi
oleh orang tua di bawah arahan dan pengawasan dokter. Terapi ini memiliki efek
samping yang serius yang potensial termasuk efek neurologis, kelainan darah dan
lain-lain.
• Operasi
pengangkatan: Dalam kasus yang jarang, hemangioma dapat diangkat dengan operasi
terutama jika mereka tidak mungkin untuk menyelesaikan secara spontan atau
menimbulkan distorsi jaringan signifikan dan deformasi.
2.5. Gambaran Klinis dan Komplikasi Hemongioma
A. Gambaran
Klinis
Gambaran klinik
dari hemangioma adalah heterogen. Gambaran yang ditunjukkan tergantung
kedalaman, lokasi , dan derajat dari evolusi. Pada bayi baru lahir, hemangioma
dimulai dengan macula pucat dengan teleanggiektasis. Sejalan dengan
perkembangan proliferasi tumor gambarannya menjadi merah menyala, mulai
menonjol, dan noncompressible plaque.
Hemangioma yang terletak di dalam kulit biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada di superficial dan didalam kulit. Hemangioma memiliki diameter beberapa millimeter sampai beberapa centimeter. Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20 % mempunyai pengaruh pada bayi dengan lesi yang multiple. (Kushner, et al,1999; Katz, et al; 2002; Drolet, et al. 2004).
Hemangioma yang terletak di dalam kulit biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada di superficial dan didalam kulit. Hemangioma memiliki diameter beberapa millimeter sampai beberapa centimeter. Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20 % mempunyai pengaruh pada bayi dengan lesi yang multiple. (Kushner, et al,1999; Katz, et al; 2002; Drolet, et al. 2004).
Bayi perempuan
mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita hemangioma dibanding
bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi premature. Kurang lebih 55 % hemangioma ditemukan pada
saat lahir, dan perkembangannya pada saat minggu pertama kehidupan. Dulunya,
hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal, involusinya lambat, dan
kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali hemangioma menunjukkan
pertumbuhan tumor pada saat lahir. Walaupun perjalaan penyakit dari hemangioma
sudah diketahui , sangat sulit untuk memprediksi durasi dari pertumbuhan dan
fase involusi untuk setiap individu. Superfisial hemangioma biasanya mencapai
ukuran maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin
berpoliferasi untuk 12-24 bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun.
Onset dari involusi lebih susah untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari
perubahan warna dari merah menyala ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40 %
dari pasien mempunyai sisa perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung hidung,
bibir, dan daerah parotis biasanya involusinya lambat dan sangat besar.
Hemangioma superficial pada muka sering menimbulkan noda berupa sikatrik
(Kushner, et al; 1999; katz, et al, 2002 ).
Gambaran klinis
umum adalah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat
setelah lahir, pertumbuhannya relative cepat dalam beberapa minggu atau
beberapa bulan, warnanya merah terang bila jenis Strawberry atau bila jenis
kavernosa. Bila besar maksimun sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan,
warnanya menjadi merah gelap. (Katz, et al, 2002).
B. Komplikasi
a. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi
lainnya. Penyebabnya adalah trauma dari luar atau rupture spontan dinding
pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan
pembuluh darah dibawahnya terus tumbuh.
b. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan,
dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Nekrosis adalah kematian sel
ireversibel yang terjadi ketika sel cedera berat dalam waktu lama dimana sel
tidak mampu beradaptasi lagi atau memperbaiki dirinya sendiri (hemostasis)
Ulkus dapat juga terjadi akibat rupture .Hemangioma kavernosa yang besar dapat
diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder (Kantor, 2004).
c. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu
dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata
kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang
mengalami sekuenterisasi
d. Gangguan
penglihatan
Pada region periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan
dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari
sumbataan pada sumbu penglihatan (Visual axis). Kebanyakan komplikasi yang
terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata
atau desakan tumor keruang rettrobul
e. Masalah
psikososial
Akan menimbulkan kecemasan bagi orang tua terutama jika hemangioma muncul
pada bagian muka.
f. Dengan
persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi jalan napas,
gagal jantung
2.6. Penanganan dan Pemberian Asuhan Pada
Masalah Hemangioma
A. Penanganan
Pada Masalah Hemangioma
a. Cara
konservatif
Pada
perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam
bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimun dan sesudah itu terjadi
regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai
umur 5 tahun . Untuk hemangioma kapiler (strawberry Hemangioma) , sering tidak
diterapi karena hemangioma jenis ini bila biarkan akan hilang dengan sendirinya
dan kulit terlihat normal.
b. Cara
aktif
Hemangioma
yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh
pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; Hemangioma yang
mengalami perdarahan, hemangioma yang mengalami ulserasi, hemangioma yang
mengalami infeksi, hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi
deformitas jaringan.
Cara-cara
aktif dapat dilakukan antara lain:
·
Pembedahan
Indikasi :
1. Terdapat
tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi
menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma
raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada
regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang
terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat, mungkin
memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
·
Radiasi
Pengobatan radiasi pada
tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena:
1. Penyinaran berakibat kurang
baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif.
2. Komplikasi berupa keganasan
yang terjadi pada jangka waktu lama.
3. Menimbulkan fibrosis pada
kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila diperlukan suatu tindakan.
Walaupun radiasi digunakan
secara luas dalam masa lampau untuk mengobati hemangioma, pada saat ini jarang
digunakan karena komplikasi jangka lama terapi radiasi, serta fakta bahwa
kebanyakan hemangioma kapiler akan beregresi (Hamzah, 1999).
·
Corticosteroid
Kriteria pengobatan dengan
kortikosteroid ialah:
1. Apabila melibatkan salah satu
struktur yang vital.
2. Tumbuh dengan cepat dan
mengadakan destruksi kosmetik.
3. Secara mekanik mengadakan
obstruksi salah satu orifisium.
4. Adanya banyak perdarahan
dengan atau tanpa trombositopenia.
5. Menyebabkan dekompensasio
kardiovaskular.
Kortikosteroid
yang dipakai ialah antara lain prednison yang mengakibatkan hemangioma
mengadakan regresi, yaitu untuk bentuk strawberry, kavernosum, dan
campuran. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama 2-3 minggu dan
perlahan-lahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3 bulan. Terapi dengan
kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada
lesi yang tumbuh cepat (Hamzah, 1999).
Hemangioma
kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu penglihatan umumnya
diobati dengan steroid injeksi yang menurunkan ukuran lesi secara cepat,
sehingga perkembangan penglihatan bisa normal. Hemangioma kavernosa atau
hemangioma campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan
injeksi langsung pada hemangioma (Kantor, 2004).
Penggunaan
kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan infeksi
sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat
(Anonim, 2005).
·
Obat sklerotik
Penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma, misalnya dengan namor
rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl hipertonik.
Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan
sikatrik (Hamzah, 1999).
·
Eletrokoagulansi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral
arterinya, juga untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik (Hamzah,
1999).
·
Pembekuan
Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair (Hamzah, 1999).
·
Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu
dilakukan perawatan luka secara steril (Anonim, 2005).
B. Pemberian
Asuhan
1. Melakukan
pengkajian subyektif dan obyektif
2. Pengkajian
kemungkinan adanya komplikasi
3. Segera
merujuk bila ditemukan adanya komplikasi
4. Memberi
dukungan moril pada keluarga
5. Lakukan
kolaborasi dan rujukan untuk penentuan klasifikasi dan penaganangan
selanjutnya.
6. Beri KIE
pada keluarga untuk pencegahan terjadinya perdarahan, rupture dan infeksi.
7. Apabila
jenis hemangioma yang hanya membutuhkan penanganan konservatif, beri penjelasan
pada keluarga tentang perjalanan penyakit yang akan hilang dengan sendirinya.
8. Pantau terus
perkembangan penyakitnya
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gambaran klinis
umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat
setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa
bulan; warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis
kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan,
warnanya menjadi merah gelap
Hemangioma
muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa bulan
setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh, meskipun demikian
hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma tumbuh pada
muka atau kepala bayi.
3.2
Saran
Bila bayi
terkena hemangioma jangan rendah diri, karena hemangima merupakan permasalahan
yang lazim. Hemangioma dapat ditangani apabila telah menemukan tanda-tanda sejak
lahir dengan dengan cara konservatif dan Cara aktif
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Mota’al, M. M., &
Stanton, R. P. April 11, 1996 Soft Tissue Hemangioma, dalam http://
gait.aidi.udel.edu/res695/homepage/pd_ortho/educated/clinase/sthem. htm.
Anonim 2005 Hemangioma,
dalam http://www.hemangiomachild.com/children´s specialists of San
Diego/Division of Dermatology 8010 Frost Street, Suite 602 San Diego, CA 92123.
Cathy 1999 Hemangioma,
dalam http://www.hopeforkids.com/body_hemangioma.
html, Childrens Hospital Los Angeles Division of Plastic and Reconstructive
Surgery.
Cohen, A. J. 2004 Cavernous
Hemangioma, dalam eMedicine.com, Inc.
Drolet, B. A., Esterly, N. B.,
& Frieden, I. J. 2004 Hemangiomas in Children, dalam The New
England Journal of Medicine, http://www.hopeforkids.com/
body_hemangioma.html.
Enneking, W., Rathe, R., &
Cornwall G. December 23, 1998 Hemangioma (Clinical Musculoskeletal
Pathology), dalam http://imc.gsm.com/scripts/mainframeset.asp?u=http://
www.imc.gsm.com/integrated/msk/mspath/enneking/sect15/hemangio.html.
Finger, P. T. 2004 Choroidal
Hemangioma, dalam http://www.eyecancer.com/
conditions/Choroidal%20Tumors/hemangioma.html.
Hall, K. 2005 Hemangiomas,
dalam http://www.hemangioma newsline.com/hemangioma newsline PO BOX 38264.
Hamzah, M. 1999 Hemangioma,
dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Balai Penerbit FK UI, Edisi
Ketiga, Jakarta, 220-22.
Kantor, M. D. October 29, 2004 Hemangioma,
dalam http://www.medline.com/medline
plus/ency/medline.htm.
Katz, D. A., & Damron, T.
August 1, 2002 Hemangioma, dalam http://www.emedicine.com/
orthoped/topic499.htm.
Kushner, B. J., Maier, H.,
Neumann, R., Drolet, B. A., Esterly, N. B., & Frieden, I. J. December 23,
1999 Hemangiomas in Children, dalam New England Journal of Medicine 1999;
341:2018-2019.
Lehrer, M. D. April 17, 2003 Hemangioma,
dalam http://www.nlm.nih.gov/medineplus/ency/
article/001459.htm#Definition.
Lehrer, M. D. 2004 Hemangioma,
dalam http://www.umm.edu/university
of maryland medical center/ency/medical reference.
MacDonald, D., Gollish, J.
December 23, 1999 Synovial Hemangioma, dalam New England Journal of
Medicine 1999; 341:2018-2019.
Olmstead, P. M., & Graham,
W. P. 1994 Kelainan Bedah pada Kulit, dalam Buku Ajar Bedah Sabiston,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I Bagian 2, Jakarta, 426-427.
Pieter, J., & Halimun, E. M.
1997 Tindak Bedah: Organ dan Sistem Organ Kulit, dalam Buku Ajar Ilmu
Bedah Wim de Jong, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Edisi Revisi, Jakarta,
428-30.
Roy, S., 2000 Spindle Cell
Hemangioendothelioma (Spindle Cell Hemangioma), dalam http://www.geocities.com/sampyroy2000/spindlehe.html.
Worman,H.J. 1998 Hemangioma,
dalam http://cpmcnet.columbia.edu/dept/gi/
hemangioma.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar