TANDA-TANDA
DINI BAHAYA/KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN SELAMA MASA KEHAMILAN
Nama Program : D III Kebidanan
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan
Kode Bidang Studi : Bd. 301
Beban Studi : 5 SKS (T =3, P=2)
Sasaran : Mahasiswa Tingkat 2,
Semester III
Tanggal : 19 September 2012
Waktu : 100
menit
· TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu
menjelaskan Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin selama masa
kehamilan muda dan lanjut.
· TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah
mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu :
a.
Menjelaskan perdarahan per
vaginam
b. Menjelaskan
hypertensi gravidarum
c. Menjelaskan
nyeri perut bagian bawah
d. Menjelaskan
peradarahan per vaginam
e. Menjelaskan
sakit kepala yang berat
f. Menjelaskan
penglihatan kabur
g. Menjelaskan
bengkak di wajah dan di jari-jari tangan
h. Menjelaskan
keluar cairan pervaginam
i. Menjelaskan
gerakan janin tidak terasa
j. Menjelaskan
nyeri perut yang hebat
· POKOK BAHASAN
A. Tanda-tanda
dini bahaya/komplikasi ibu dan janin selama masa kehamilan muda
· Perdarahan
per vaginam
· Hypertensi
gravidarum
· Nyeri
perut bagian bawah
B. Tanda-tanda
dini bahaya/komplikasi ibu dan janin selama masa kehamilan lanjut
· Peradarahan
per vaginam
· Sakit
kepala yang berat
· Penglihatan
kabur
· Bengkak
di wajah dan di jari-jari tangan
· Keluar
cairan pervaginam
· Gerakan
janin tidak terasa
· Nyeri
perut yang hebat
PEMBAHASAN
TANDA-TANDA
BAHAYA/KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN SELAMA MASA KEHAMILAN
I.
KEHAMILAN
MUDA
A.
Perdarahan
per vagina
1.
Abortus
· Abortus imminens
Perdarahan intrauterin
sebelum kehamilan 20 minggu pada kehamilan yang masih lengkap, dengan atau
tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi serviks dan tanpa pengeluaran hasil
konsepsi.
Terapi : Bedrest,
kontra indikasi koitus, USG:kesejahteraan janin, progesteron < 5%
· Abortus insipien
Perdarahan intrauterin
sebelum kehamilan lengkap 20 minggu, dengan proses dilatasi serviks tetapi
tanpa pengeluaran hasil konsepsi
Gejala yang timbul (2
atau lebih) :
⁻
Pendataran serviks
⁻
Dilatasi serviks > 3
cm
⁻
Pecahnya selaput ketuban
⁻
Perdarahan > 7 hari
⁻
Kejang perut
⁻
Tanda-tanda pengakhiran
kehamilan.
Terapi
: Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin, komplikasi:perforasi.
· Abortus
habitualis
Abortus spontan yang
terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
· Abortus inkomplitus
Keluarnya sebagaian
tetapi tidak seluruhnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Terapi
: Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin, komplikasi:perforasi.
· Abortus kompletus
Keluarnya seluruh hasil
konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Jika hasil seluruh hasil konsepsi
sudah keluar, rasa sakit akan berkurang, tetapi perdarahan bercak tetap ada
selama beberapa hari.
Terapi : Observasi,
pantau TTV, perdarahan, nyeri, involusi sampai 2 minggu
· Missed abortus
Kematian embrio atau
fetus < 20 minggu usia kehamilan tetapi hasil konsepsi tertahan didalam
rahim selama lebih dari 8 minggu. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
⁻
Tanda kehamilan
menghilang
⁻
Perdarahan bercak
pervaginam
⁻
Tidak ada perdarahan
aktif
⁻
Servik terbuka sedikit
Terapi
: USG sebagai diagnosa, terapi induksi persalinan.
2.
Kehamilan
mola
Disebut kehamilan
anggur yaitu ada jonjot korion yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung
kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan.
Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak.
Pasien dengan kehamilan
mola akan memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
a)
Pada anamnesis
ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
· Terdapat
gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari kehamilan normal, misalnya
mual muntah yang berlebihan.
· Terdapat
perdarahan yang sedikit atau banyak, warna kecokelatan seperti bumbu rujak,
tidak teratur.
· Pembesaran
uterus tidak sesuai dengan usia kehamialn.
· Keluar
jaringan mola (seperti anggur) yang merupakan diagnosis pasti, namun jaringan
mola ini tidak selalu ditemukan.
b)
Pada inspeksi ditemukan
tanda dan gejala seperti berikut :
· Muka
dan terkadang badan kelihatan lebih pucat atau kekuningan, yang disebut muka
mola (mola face)
· Jika
gelembung mola sampai keluar, maka tanda ini akan kelihatan lebih jelas.
c)
Pada palpasi ditemukan
tanda dan gejala seperti berikut :
· Uterus
membesar tetapi tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya.
· Tidak
teraba bagian-bagian ballotement janin dan gerakan janin
d) Pada
auskultasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
· Tidak
terdengar DJJ
· Terdengar
bising dan bunyi khas
e)
Pada test kehamilan
ditemukan kadar HCG yang tinggi
f)
Pada pemeriksaan dalam
ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
· Rahim
lebih besar
· Konsistensi
lebih lembek
· Tidak
ada bagian-bagian janin
· Terdapat
perdarahan
· Teraba
jaringan dikanalis dan vagina.
g)
Pada foto rontgen
abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin (pada usia kehamilan lebih dari tiga
bulan)
h)
Pada pemeriksaan USG
ditemukan adanya gambaran badai salju (gambaran khas pada kehamilan mola) dan
tidak terlihat adanya janin.
3.
Kehamilan
ektopik
Kehamilan ektopik
adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Tuba falopii
merupakan tempat tersering untuk terjadi implintasi kehamilan ektopik
(>90%).
Diagnosis dan
gejala-gejala klinis yang yang biasanya ditemui adalah sebagai berikut :
a) Pada
anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenore serta keluhan hamil muda dan gejala
hamil lainnya.
b) Perasaan
nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut seperti diiris-iris dengan pisau
disertai dengan muntah dan bisa sampai jatuh pingsan.
c) Tanda-tanda
akut nyeri abdomen adalah sebagai berikut :
· Nyeri
tekan yang hebat
· Muntah,
gelisah, pucat dan anemis
· Pada
pemeriksaan tanda vital didapat denyut nadi yang kecil serta tekanan darah yang
rendah sampai tidak teratur.
d) Pada
pemeriksaan dalam didapati adanya tanda-tanda berikut :
· Adanya
nyeri goyang porsio, yaitu nyeri hebat yang dirasakan ibu ketika porsio
digerakkan atau digoyangkan.
· Douglas
crise, yaitu rasa nyeri tekan yang hebat ketika kavum douglas ditekan.
· Kavum
douglas teraba menonjol karena adanya penumpukan darah
B.
Hipertensi
gravidarum
1) Klasifikasi
· Hipertensi
gestasioanal
Tekanan darah >
140/90 mmhg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak desertai dengan
proteinuria dan tekanan darah darah kembali normal < 12 minggu pasca
persalinan.
· Hipertensi
kronik
Ditemukannnya tekanan
darah > 140/90 mmhg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20
minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
2) Penanganan
hipertensi karena kehamilan tanpa protein urin
Tangani secara rawat
jalan :
·
Pantau TD, urin (utk
protein urin) dan kondisi janin tiap minggu.
·
Jika TD meningkat,
tangani sebagai pre eklampsi ringan
·
Jika kondisi janin
memburuk/terjadi PJT, rawat untuk penilaian janin
·
Beri tahu pasien dan
keluarga tanda bahaya dan gejala pre eklampsi atau eklampsi
C.
Nyeri
perut bagian bawah
Nyeri
perut ini terjadi pada kehamilan 22 minggu. Hal ini mungkin gejala utama pada
kehamilan ektopik dan tanda gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah,
nyeri lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam,
sekret vagina berbau, sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks.
Komplikasinya adalah infeksi / sepsis. Penanganannya adalah mulai memberikan
antibiotik sesegera mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual.
Antibiotiknya berupa ampisilin 2 gr I.V. tiap 6 jam ditambah gentamisin 5
mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam sampai ibu
bebas demam 48 jam.
Tanda
dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi
abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam.
Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu
lakukan laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum
manual secara berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.
Penanganan Umum
·
Lakukan segera pemeriksaan keadaan
umum meliputi tanda vital (nadi,tensi, respirasi dan suhu)
·
Jika dicurigai syok, mulailah
pengobatan. Sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evalluasi ketat
karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
·
Jika ada syok, segera terapi
dengan baik.
Catatan: Apendisitis harus dicurigai pada
tiap ibu yang nyeri perut, sebagai diagnosis deverensial kehamilan etopik,
solusio plasenta, kista ovarium putaran tangkai, dan pielonefritis.
II.
KEHAMILAN
LANJUT
A.
Perdarahan
per vagina
1.
Plasenta
Previa
a) Definisi
Implantasi plasenta
yang abnormal pada segmen bawah uterus, lebih rendah dari bagian terbawah
janin.
b) Klasifikasi
Belum ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta Previa, dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (besarnya uterus). Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam klasifikasi plasenta Previa totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi plasenta previa lateralis. Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk menegakan diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat diperiksa (moment opname).
Belum ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta Previa, dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (besarnya uterus). Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam klasifikasi plasenta Previa totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi plasenta previa lateralis. Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk menegakan diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat diperiksa (moment opname).
Menurut De Snoo,
diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan pada pembukaan 4 – 5 cm, dan
jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli kebidanan di Amerika, maka
ditetapkan tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu sebagai berikut :
· Plasenta
Previa totalis (sentralis) : seluruh ostium ditutupi plasenta.
· Plasenta
previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi plasenta.
· Plasenta
previa letah rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba.
Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian Plasenta Previa :
Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian Plasenta Previa :
1. Umur
Umur muda → endometrium masih belum sempurna
Umur tua → endometrium tumbuh kurang subur
Umur muda → endometrium masih belum sempurna
Umur tua → endometrium tumbuh kurang subur
2. Paritas
Paritas meningkatkan kejadian plasenta previa makin besar karena endometrium belum sempat tumbuh.
Paritas meningkatkan kejadian plasenta previa makin besar karena endometrium belum sempat tumbuh.
3. Endometrium
yang cacat
· Bekas
persalinan berulang dengan jarak pendek
· Bekas
operasi, kuret/plasenta manual
· Malnutrisi
c) Diagnosis
dan gambaran klinis
· Anamnesia
1) Keluhan
utama pasien ketika datang ke fasilitas kesehatan biasanya karena ada
perdarahan pada kehamilan lanjut (trimester III).
2) Sifat
perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang.
Kadang terjadi pada bangun tidur di pagi hari, tanpa disadari tempat tidur sudah dipenuhi dengan darah. Jumlah dara yang keluar biasanya akan bertambah banyak dari jumlah darah yang keluar sebelumnya. Banyak sedikitnya darah yang keluar bergantung pada seberapa besar bagian plasenta yang lepas dan pembuluh darah yang putus oleh pelepasan atau robeknya plasenta.
Kadang terjadi pada bangun tidur di pagi hari, tanpa disadari tempat tidur sudah dipenuhi dengan darah. Jumlah dara yang keluar biasanya akan bertambah banyak dari jumlah darah yang keluar sebelumnya. Banyak sedikitnya darah yang keluar bergantung pada seberapa besar bagian plasenta yang lepas dan pembuluh darah yang putus oleh pelepasan atau robeknya plasenta.
· Inspeksi
1) Adanya
perdarahan pervagina dengan jumlah banyak atau sedikit dan berwarna merah segar.
2) Jika
perdarahan banyak, Ibu akan tampak pucat.
· Palpasi
Abdomen
1) Janin
sering dalam keadaan belum cukup bulan, sehingga TFU masih rendah.
2) Sering
dijumpai kesalahan letak janin (sungsang, lintang).
3) Bagian
terbawah janin belum turun, jika presentasi kepala, biasanya masih dapat
digoyangkan.
· Pemeriksaan
Inspekulo
Dengan memakai spekulum
secara hati-hati, untuk melihat sumber perdarahan, apakah dari dalam uterus,
kelainan vagina, atau pecahnya varises .
· Pemeriksaan
USG
Pada pemeriksaan USG
terlihat letak plasenta disekmen bawah rahim.
· Pemeriksaan
Dalam
Pemeriksaan ini
merupakan tekhnik yang paling jelas dalam menegakan diagnosis plasenta previa,
namun bahayanya juga paling besar. Bahaya pemeriksaan dalam pada plasenta
previa antara lain, yaitu dapat menyebabkan perdarahan yang hebat, dapat
menimbulkan insfeksi, dan merangsang his (kontraksi rahim) yang akan memicu
terjadinya partus prematurus.(Pemeriksaan dalam dapat di lakukan di meja
operasi).
Tehnik dan
persiapan pemeriksaan dalam adalah sbb:
1.
Pasang infus dan siapkan donor darah
2.
Pemeriksaan di lakukan di kamar
bedah dengan fasilitas yang lengkap,jika memungkinkan .
3.
Pemeriksan di lakukan dengan
hati-hati dan lembut
4. Jangan langsung masuk
dalam kanalis servikalis ,tetapi raba dulu bantalan antara jari dan kepala
janin pada forniks anterior dan posterior
5. Bila ada bekuan darah
di dalam vagina ,keluarkan secara pelan-pelan dan sedikit deemi sedikit .
Kegunaan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum
adalah untuk menegakkan diagnosis mengenai penyebab perdarahan (apakah
dikarenakan oleh plasenta previa atau atau oleh sebab lain )serta menentukan
jenis klasifikasi plasenta previa agar dapat di ambil secara tepat .
Indikasi
pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum adalah sbb:
1.
Perdarahan yang banyak (lebih dari
500cc)
2.
Perdarahan yang berulang –ulang
3.
Perdarahan sekali ,banyak dan Hb
kurang dari 8gram %,kecuali jika terdapat persediaan darah dan keadaan sosial
ekonomi pasien baik.
4.
Ibu sudah mulai mengalami his dan
janin telah memungkinkan untuk hidup di luar uterus .
2.
Solusia
Plasenta
a) Definisi
Suatu keadaan dimana
plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir,
biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
b) Klasifikasi
Solusio plasenta
menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi :
· Solusio
plasenta lateralis/parsialis
Bila
hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dari tempat perlekatannya.
· Solusio
plasenta totalis
Bila
seluruh bagian plasenta sudah terlepas dari perlekatannya
· Prolapsus
plasenta
Kadang-kadang plasenta
ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
c) Diagnosis
dan gambaran klinis
· Anamnesis
1) Perasaan
sakit tiba-tiba di perut, terkadang pasien dapat melokalisasi tempat sakit yang
tepat dengan tempat lepasnya plasenta.
2) Perdarahan
pervagina yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong (jika solusio plasenta
totalis).
3) Pergerakan
janin yang hebat kemudian melemah sampai dengan tidak bergerak lagi.
4) Kepala
terasa pusing, lemas, mual, muntah, pandangan mata berkunang,-kunang, ibu
kelihatan anemis tetapi tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
5) Kadang-kadang
ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
· Inspeksi
1) Pasien
gelisah dan sering merintih sampai dengan mengerang karena kesakitan.
2) Pucat,
sianosis dan keringat dingin.
3) Kelihatan
darah keluar pervagina.
· Palpasi
1) Fundus
uteri tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenter.
2) Uterus
teraba tegang dan keras seperti papan.
3) Nyeri
tekan, terutama di tempat lepasnya plasenta.
4) Bagian-bagian
janin sudah susah dikenali karena uterus tegang seperti papan.
· Auskultasi
Sulit karena uterus
tegang, bila terdengar biasanya frekuensi diatas 140 kali per menit.
· Pemeriksaan
dalam
1) Serviks
kadang telah membuka atau sebaliknya masih menutup.
2) Jika
sudah membuka, maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang baik sewaktu ada
his maupun ketika tidak ada his.
3) Jika
ketuban sudah pecah, dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan
turun ke bawah dan akan teraba pemeriksa yang disebut sebagai prolapsus funikuli,
keadaan ini kadang rancu dengan plasenta previa.
· Pemeriksaan
umum
1) Tekanan
darah semula tinggi karena biasanya pasien dengan solusio plasenta mempunyai
tekanan darah yang tinggi, tetapi kemudian turun sampai akhirnya jatuh syok.
2) Nadi
cepat dan kecil.
· Pemeriksaan
laboratorium
1) Pemeriksaan
urin didapati adanya albumin (albumin positif)
2) Pada
pemeriksaan darah didaoati kadar Hb yang menurun.
· Pemeriksaan
plasenta
Dilakukan sesudah bayi
lahir. Plasenta tampak tipis dan cekung dibagian yang terlepas dan terdapat
koagulan atau bekuan darah di belakang plasenta, yang disebut hematoma
retroplasenter.
B.
Sakit
kepala yang hebat
1. Sakit
kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan.
2. Sakit
kepala yang menunjukan masalah serius adalah sakit kepala yang hebat yang
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.
3. Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang.
4. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi
C.
Penglihatan
kabur
1. Oleh
karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses
kehamilan.
2. Perubahan
ringan (minor) adalah normal
3. Masalah
visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur atau berbayang secara
mendadak.
4. Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin
merupakan gejala dari pre eklampsi.
D.
Bengkak
di wajah dan jari-jari tangan
1. Hampir
dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat dengan
meninggikan kaki.
2. Bengkak
bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lainnya.
3. Hal
ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsi.
E.
Keluar
cairan pervagina
1. Harus
dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.
2. Jika
keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti
yang keluar adalah keluar air ketuban.
3. Jika
kehamilan belum cukupbulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan
komplikasi infeksi intrapartum.
F.
Gerakan
janin tidak terasa
1. Kesejahteraan
janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya.
2. Minimal
10 kali dalam 24 jam
3. Jika
kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim, misalnya
asfiksia janin sampai kematian janin.
G.
Nyeri
perut yang hebat
1. Sebelumnya
harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his seperti pada persalinan.
2. Pada
kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri nyeri yang hebat tidak berhenti
setelah beristirahat, disertai tanda-tanda syok yang membuat keadaan umun ibu
semakin lama semakin memburuk, dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan
beratnya syok, maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio
plasenta.
Sumber
:
c. Meiliya
Eni. 2009. Buku Saku Bidan. EGC :
Jakarta.
d.
Mitayani.2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:
Salemba Medika.
e. Saifuddin
Abdul Bari. 2007. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
f. Sulistyawati,
Ari.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.
g.
Yuliati Devi. 2005. Manajemen
Komplikasi kehamilan dan Persalian. EGC : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar