Rabu, 03 Oktober 2012

TANDA-TANDA DINI BAHAYA/KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN SELAMA MASA KEHAMILAN



TANDA-TANDA DINI BAHAYA/KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN SELAMA MASA KEHAMILAN

Nama Program            : D III Kebidanan
Mata Kuliah                : Asuhan Kebidanan Kehamilan
Kode Bidang Studi     : Bd. 301
Beban Studi                : 5 SKS (T =3, P=2)
Sasaran                        :  Mahasiswa Tingkat 2, Semester III
Tanggal                       : 19 September 2012
Waktu                         : 100 menit

·      TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu menjelaskan Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin selama masa kehamilan muda dan lanjut.

·      TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu :
a.    Menjelaskan perdarahan per vaginam
b.    Menjelaskan hypertensi gravidarum
c.    Menjelaskan nyeri perut bagian bawah
d.   Menjelaskan peradarahan per vaginam
e.    Menjelaskan sakit kepala yang berat
f.     Menjelaskan penglihatan kabur
g.    Menjelaskan bengkak di wajah dan di jari-jari tangan
h.    Menjelaskan keluar cairan pervaginam
i.      Menjelaskan gerakan janin tidak terasa
j.      Menjelaskan nyeri perut yang hebat






·      POKOK BAHASAN                   
A.      Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin selama masa kehamilan muda
·      Perdarahan per vaginam
·      Hypertensi gravidarum
·      Nyeri perut bagian bawah
B.     Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin selama masa kehamilan lanjut
·      Peradarahan per vaginam
·      Sakit kepala yang berat
·      Penglihatan kabur
·      Bengkak di wajah dan di jari-jari tangan
·      Keluar cairan pervaginam
·      Gerakan janin tidak terasa
·      Nyeri perut yang hebat














PEMBAHASAN
TANDA-TANDA BAHAYA/KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN SELAMA MASA KEHAMILAN

I.         KEHAMILAN MUDA

A.    Perdarahan per vagina
1.    Abortus
·      Abortus imminens
Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan 20 minggu pada kehamilan yang masih lengkap, dengan atau tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi serviks dan tanpa pengeluaran hasil konsepsi.
Terapi : Bedrest, kontra indikasi koitus, USG:kesejahteraan janin, progesteron < 5%
·      Abortus insipien
Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan lengkap 20 minggu, dengan proses dilatasi serviks tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi
Gejala yang timbul (2 atau lebih) :
      Pendataran serviks
      Dilatasi serviks > 3 cm
      Pecahnya selaput ketuban
      Perdarahan > 7 hari
      Kejang perut
      Tanda-tanda pengakhiran kehamilan.
Terapi : Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin, komplikasi:perforasi.
·       Abortus habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
·      Abortus inkomplitus
Keluarnya sebagaian tetapi tidak seluruhnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Terapi : Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin, komplikasi:perforasi.

·      Abortus kompletus
Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Jika hasil seluruh hasil konsepsi sudah keluar, rasa sakit akan berkurang, tetapi perdarahan bercak tetap ada selama beberapa hari.
Terapi : Observasi, pantau TTV, perdarahan, nyeri, involusi sampai 2 minggu
·      Missed abortus
Kematian embrio atau fetus < 20 minggu usia kehamilan tetapi hasil konsepsi tertahan didalam rahim selama lebih dari 8 minggu. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
      Tanda kehamilan menghilang
      Perdarahan bercak pervaginam
      Tidak ada perdarahan aktif
      Servik terbuka sedikit
Terapi : USG sebagai diagnosa, terapi induksi persalinan.

2.    Kehamilan mola
Disebut kehamilan anggur yaitu ada jonjot korion yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan. Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak.
Pasien dengan kehamilan mola akan memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
a)        Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
·       Terdapat gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari kehamilan normal, misalnya mual muntah yang berlebihan.
·       Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, warna kecokelatan seperti bumbu rujak, tidak teratur.
·       Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamialn.
·       Keluar jaringan mola (seperti anggur) yang merupakan diagnosis pasti, namun jaringan mola ini tidak selalu ditemukan.
b)        Pada inspeksi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
·       Muka dan terkadang badan kelihatan lebih pucat atau kekuningan, yang disebut muka mola (mola face)
·       Jika gelembung mola sampai keluar, maka tanda ini akan kelihatan lebih jelas.
c)        Pada palpasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
·       Uterus membesar tetapi tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya.
·       Tidak teraba bagian-bagian ballotement janin dan gerakan janin
d)       Pada auskultasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
·       Tidak terdengar DJJ
·       Terdengar bising dan bunyi khas
e)        Pada test kehamilan ditemukan kadar HCG yang tinggi
f)         Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
·       Rahim lebih besar
·       Konsistensi lebih lembek
·       Tidak ada bagian-bagian janin
·       Terdapat perdarahan
·       Teraba jaringan dikanalis dan vagina.
g)        Pada foto rontgen abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin (pada usia kehamilan lebih dari tiga bulan)
h)        Pada pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran badai salju (gambaran khas pada kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin.

3.    Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadi implintasi kehamilan ektopik (>90%).
Diagnosis dan gejala-gejala klinis yang yang biasanya ditemui adalah sebagai berikut :
a)    Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenore serta keluhan hamil muda dan gejala hamil lainnya.
b)   Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut seperti diiris-iris dengan pisau disertai dengan muntah dan bisa sampai jatuh pingsan.
c)    Tanda-tanda akut nyeri abdomen adalah sebagai berikut :
·      Nyeri tekan yang hebat
·      Muntah, gelisah, pucat dan anemis
·      Pada pemeriksaan tanda vital didapat denyut nadi yang kecil serta tekanan darah yang rendah sampai tidak teratur.
d)   Pada pemeriksaan dalam didapati adanya tanda-tanda berikut :
·      Adanya nyeri goyang porsio, yaitu nyeri hebat yang dirasakan ibu ketika porsio digerakkan atau digoyangkan.
·      Douglas crise, yaitu rasa nyeri tekan yang hebat ketika kavum douglas ditekan.
·      Kavum douglas teraba menonjol karena adanya penumpukan darah

B.     Hipertensi gravidarum
1)   Klasifikasi
·      Hipertensi gestasioanal
Tekanan darah > 140/90 mmhg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak desertai dengan proteinuria dan tekanan darah darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
·      Hipertensi kronik
Ditemukannnya tekanan darah > 140/90 mmhg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
2)   Penanganan hipertensi karena kehamilan tanpa protein urin
Tangani secara rawat jalan :
·       Pantau TD, urin (utk protein urin) dan kondisi janin tiap minggu.
·       Jika TD meningkat, tangani sebagai pre eklampsi ringan
·       Jika kondisi janin memburuk/terjadi PJT, rawat untuk penilaian janin
·       Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala pre eklampsi atau eklampsi

C.    Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut ini terjadi pada kehamilan 22 minggu. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik dan tanda gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah, nyeri lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam, sekret vagina berbau, sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks. Komplikasinya adalah infeksi / sepsis. Penanganannya adalah mulai memberikan antibiotik sesegera mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual. Antibiotiknya berupa ampisilin 2 gr I.V. tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam sampai ibu bebas demam 48 jam.
Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam. Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu lakukan laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual secara berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.
Penanganan Umum
·      Lakukan segera pemeriksaan keadaan umum meliputi tanda vital (nadi,tensi, respirasi dan suhu)
·      Jika dicurigai syok, mulailah pengobatan. Sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evalluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
·      Jika ada syok, segera terapi dengan baik.
Catatan: Apendisitis harus dicurigai pada tiap ibu yang nyeri perut, sebagai diagnosis deverensial kehamilan etopik, solusio plasenta, kista ovarium putaran tangkai, dan pielonefritis.
II.      KEHAMILAN LANJUT

A.    Perdarahan per vagina
1.      Plasenta Previa
a)    Definisi
Implantasi plasenta yang abnormal pada segmen bawah uterus, lebih rendah dari bagian terbawah janin.

b)   Klasifikasi
Belum ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta Previa, dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (besarnya uterus). Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam klasifikasi plasenta Previa totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi plasenta previa lateralis. Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk menegakan diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat diperiksa (moment opname).

Menurut De Snoo, diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan pada pembukaan 4 – 5 cm, dan jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli kebidanan di Amerika, maka ditetapkan tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu sebagai berikut :
·      Plasenta Previa totalis (sentralis) : seluruh ostium ditutupi plasenta.
·      Plasenta previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi plasenta.
·      Plasenta previa letah rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba.

Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian Plasenta Previa :
1.      Umur
Umur muda → endometrium masih belum sempurna
Umur tua → endometrium tumbuh kurang subur
2.      Paritas
Paritas meningkatkan kejadian plasenta previa makin besar karena endometrium belum sempat tumbuh.
3.      Endometrium yang cacat
·      Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek
·      Bekas operasi, kuret/plasenta manual
·      Malnutrisi

c)    Diagnosis dan gambaran klinis
·      Anamnesia
1)   Keluhan utama pasien ketika datang ke fasilitas kesehatan biasanya karena ada perdarahan pada kehamilan lanjut (trimester III).
2)   Sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang.
Kadang terjadi pada bangun tidur di pagi hari, tanpa disadari tempat tidur sudah dipenuhi dengan darah. Jumlah dara yang keluar biasanya akan bertambah banyak dari jumlah darah yang keluar sebelumnya. Banyak sedikitnya darah yang keluar bergantung pada seberapa besar bagian plasenta yang lepas dan pembuluh darah yang putus oleh pelepasan atau robeknya plasenta.
·      Inspeksi
1)   Adanya perdarahan pervagina dengan jumlah banyak atau sedikit dan berwarna merah segar.
2)   Jika perdarahan banyak, Ibu akan tampak pucat.
·      Palpasi Abdomen
1)   Janin sering dalam keadaan belum cukup bulan, sehingga TFU masih rendah.
2)   Sering dijumpai kesalahan letak janin (sungsang, lintang).
3)   Bagian terbawah janin belum turun, jika presentasi kepala, biasanya masih dapat digoyangkan.
·      Pemeriksaan Inspekulo
Dengan memakai spekulum secara hati-hati, untuk melihat sumber perdarahan, apakah dari dalam uterus, kelainan vagina, atau pecahnya varises .
·      Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG terlihat letak plasenta disekmen bawah rahim.
·      Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan ini merupakan tekhnik yang paling jelas dalam menegakan diagnosis plasenta previa, namun bahayanya juga paling besar. Bahaya pemeriksaan dalam pada plasenta previa antara lain, yaitu dapat menyebabkan perdarahan yang hebat, dapat menimbulkan insfeksi, dan merangsang his (kontraksi rahim) yang akan memicu terjadinya partus prematurus.(Pemeriksaan dalam dapat di lakukan di meja operasi).

Tehnik dan persiapan pemeriksaan dalam adalah sbb:
1.    Pasang infus dan siapkan donor darah
2.    Pemeriksaan di lakukan di kamar bedah dengan fasilitas yang lengkap,jika memungkinkan .
3.    Pemeriksan di lakukan dengan hati-hati dan lembut
4.  Jangan langsung masuk dalam kanalis servikalis ,tetapi raba dulu bantalan antara jari dan kepala janin pada forniks anterior dan posterior
5.  Bila ada bekuan darah di dalam vagina ,keluarkan secara pelan-pelan dan sedikit deemi sedikit .
Kegunaan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum adalah untuk menegakkan diagnosis mengenai penyebab perdarahan (apakah dikarenakan oleh plasenta previa atau atau oleh sebab lain )serta menentukan jenis klasifikasi plasenta previa agar dapat di ambil secara tepat .
Indikasi pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum adalah sbb:
1.    Perdarahan yang banyak (lebih dari 500cc)
2.    Perdarahan yang berulang –ulang
3.    Perdarahan sekali ,banyak dan Hb kurang dari 8gram %,kecuali jika terdapat persediaan darah dan keadaan sosial ekonomi pasien baik.
4.    Ibu sudah mulai mengalami his dan janin telah memungkinkan untuk hidup di luar uterus .

2.      Solusia Plasenta
a)    Definisi
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.

b)   Klasifikasi
Solusio plasenta menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi :
·      Solusio plasenta lateralis/parsialis
Bila hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dari tempat perlekatannya.
·      Solusio plasenta totalis
Bila seluruh bagian plasenta sudah terlepas dari perlekatannya
·      Prolapsus plasenta
Kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.

c)    Diagnosis dan gambaran klinis
·      Anamnesis
1)   Perasaan sakit tiba-tiba di perut, terkadang pasien dapat melokalisasi tempat sakit yang tepat dengan tempat lepasnya plasenta.
2)   Perdarahan pervagina yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong (jika solusio plasenta totalis).
3)   Pergerakan janin yang hebat kemudian melemah sampai dengan tidak bergerak lagi.
4)   Kepala terasa pusing, lemas, mual, muntah, pandangan mata berkunang,-kunang, ibu kelihatan anemis tetapi tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
5)   Kadang-kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
·      Inspeksi
1)   Pasien gelisah dan sering merintih sampai dengan mengerang karena kesakitan.
2)   Pucat, sianosis dan keringat dingin.
3)   Kelihatan darah keluar pervagina.
·      Palpasi
1)   Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenter.
2)   Uterus teraba tegang dan keras seperti papan.
3)   Nyeri tekan, terutama di tempat lepasnya plasenta.
4)   Bagian-bagian janin sudah susah dikenali karena uterus tegang seperti papan.
·      Auskultasi
Sulit karena uterus tegang, bila terdengar biasanya frekuensi diatas 140 kali per menit.
·      Pemeriksaan dalam
1)   Serviks kadang telah membuka atau sebaliknya masih menutup.
2)   Jika sudah membuka, maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang baik sewaktu ada his maupun ketika tidak ada his.
3)   Jika ketuban sudah pecah, dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun ke bawah dan akan teraba pemeriksa yang disebut sebagai prolapsus funikuli, keadaan ini kadang rancu dengan plasenta previa.
·      Pemeriksaan umum
1)   Tekanan darah semula tinggi karena biasanya pasien dengan solusio plasenta mempunyai tekanan darah yang tinggi, tetapi kemudian turun sampai akhirnya jatuh syok.
2)   Nadi cepat dan kecil.
·      Pemeriksaan laboratorium
1)   Pemeriksaan urin didapati adanya albumin (albumin positif)
2)   Pada pemeriksaan darah didaoati kadar Hb yang menurun.
·      Pemeriksaan plasenta
Dilakukan sesudah bayi lahir. Plasenta tampak tipis dan cekung dibagian yang terlepas dan terdapat koagulan atau bekuan darah di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplasenter.

B.     Sakit kepala yang hebat
1.      Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
2.      Sakit kepala yang menunjukan masalah serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.
3.      Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
4.      Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi

C.    Penglihatan kabur
1.      Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses kehamilan.
2.      Perubahan ringan (minor) adalah normal
3.      Masalah visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur atau berbayang secara mendadak.
4.      Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre eklampsi.
D.    Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
1.      Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat dengan meninggikan kaki.
2.      Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lainnya.
3.      Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsi.

E.     Keluar cairan pervagina
1.      Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.
2.      Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti yang keluar adalah keluar air ketuban.
3.      Jika kehamilan belum cukupbulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum.

F.     Gerakan janin tidak terasa
1.      Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya.
2.      Minimal 10 kali dalam 24 jam
3.      Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian janin.

G.    Nyeri perut yang hebat
1.      Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his seperti pada persalinan.
2.      Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri nyeri yang hebat tidak berhenti setelah beristirahat, disertai tanda-tanda syok yang membuat keadaan umun ibu semakin lama semakin memburuk, dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta.




Sumber :
a.    Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
c.    Meiliya Eni. 2009. Buku Saku Bidan. EGC : Jakarta.
d.   Mitayani.2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta: Salemba Medika.
e.    Saifuddin Abdul Bari. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
f.     Sulistyawati, Ari.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.
g.    Yuliati Devi. 2005. Manajemen Komplikasi kehamilan dan Persalian. EGC : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar