Konsep Dasar Penyakit
Kehamilan adalah suatu
proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita akan mengalami perubahan baik
dari segi psikologis maupun emosional selama kehamilan. Sering kali kita
mendengar betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak
jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah selama
kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah
normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya.
Sedangkan gangguan
psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal
dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada teori Revarubin.
Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai
peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
Perubahan dan Adaptasi
Psikologis selama Masa Kehamilan
Perubahan Peran Selama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula
wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan
sebagai berikut :
1.
Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan
mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan
formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran
(role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda
lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran
barunya sebagai seorang ibu.
2.
Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah
mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba menyesuaikan diri. Secara
internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari
ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan
akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba
menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal
yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan kepada bayinya
nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah
mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk
dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3.
Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami
peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil dalam penerimaan peran
barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan
berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar
persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna
untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4.
Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil
dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya
sendiri untuk sedapat mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan
internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak
saat ini sampai bayinya lahir kelak.
Kehamilan Trimester Kedua
Kehamilan trimester Kedua
merupakan waktu kehamilan pada minggu ke 13 sampai dengan 28 atau waktu
kehamilan menanjak umur 3 bulan hingga 7 bulan. Pada masa-masa ini adanya rasa
mual dan terjadinya muntah-muntah akan berangsur menghilang dan adanya
perubahan pada tubuh akan terlihat nyata. Perut akan terlihat membesar, dan
biasanya akan diikuti dengan adanya stretch mark.
Kehamilan Trimester Kedua adalah waktu yang
paling stabil di waktu kehamilan. Pada masa ini kunjungan ke dokter cukup hanya
satu bulan sekali, kecuali jika terdapat kehamilan yang beresiko tinggi yang
mungkin sangat memerlukan pemeriksaan oleh dokter lebih sering. Uterus akan
mulai membesar dan memasuki rongga perut bisa membuat rasa nyeri dan kram.
Terjadinya pembesaran pada rahim akan terus tumbuh sekitar 1 cm setiap 1
minggu.
Perubahan-perubahan lainnya yang sering kali
dialami oleh wanita hamil pada kehamilan trimester kedua ini seperti
diantaranya: Sendawa, sering buang angin, terasa pusing, tidur mendengkur, terjadinya
gusi berdarah, kram pada kaki, produksi keringan berlebihan dan menjadi pelupa.
Dokter perlu memonitor pertumbuhan cabang bayi dengan terus membandingkan berat
serta ukuran janin dari bulan yang lalu.
Pada masa kehamilan trimester kedua ini
juga bisa dilihat apakah terdapat lebih dari satu janin yang sedang dikandung
atau tidak. Gerakan janin dalam perut mulai dapat dirasakan pada masa ini. Di
minggu-minggu terakhir trimester kedua, biasanya jenis kelamin bayi sudah dapat
terlihat jelas dengan menggunakan USG.
PADA KEHAMILAN
TRIMESTER KEDUA
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang
normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika
wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester
kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan pasca-quickening.
Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi
dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamannya pada
trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya
sendiri, yang berbeda dari ibunya. Menjelang akhir trimester pertama
dan selama porsi pra-quickening trimester kedua berlangsung, wanita tersebut
akan mengalami lagi, sekaligus mengevaluasi kembali, semua aspek hubungan yang
ia jalani denghan ibunya sendiri. Wanita tersebut mencermati semua perasaan ini
dan menghidupkan kembali beberapa hal yang mendasar bagi dirinya. Semua masalah
interpersonal yang dahulu pernah dialami oleh wanita dan ibunya, atau mungkin
masih dirasakan hingga kini, dianalisis.
Dengan
timbulnya quickening, muncul sejumlah perubahan karena kehamilan telah menjadi
jelas dalam pikirannya. Kontak socialnya berubah. Ia lebih banyak bersosialisaai
denagn wanita hamil atau ibu baru lainnya, dan minat serta aktivitasnya
berfokus pada kehamilan, cara membesarkan anak, dan persiapan untuk menerima
peran yang baru. Pergeseran nilai social ini menimbulkan kebutuhan akan
sejumlah proses duka cita, yang kemudian menjadi katalis dalam memperkirakan
peran baru. Duka cita tersebut timbul karena ia harus merelakan hubungan,
kedekatan, dan peristiwa maupun aspek tertentu yang ia miliki dalam peran
sebelumnya yang akan terpengaruh dengan hadirnya bayi dan peran baru.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang akan mengenali
Anda sedang hamil. Pada akhir trimester kedua, rahim akan membesar sekira 7,6
cm di atas pusar. Pertambahan berat badan rata-rata 7,65-10,8 kg termasuk
pertambahan berat dari trimester pertama. Janin mulai aktif bergerak pada
periode ini.
Sebagian besar
wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang lebih 80% wanita
mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada
trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relative terbebas dari
segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah
besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran
dan masalah-masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita
tersebut mereda, dan ia telah mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih
sayang dari ibunya menjadi seorang yang mencari kasih sayang dari pasangannya,
dan semua factor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan
seksual. Walaupun saat ini ukuran janin hanya beberapa centimeter (masih
sangat kecil), namun perut ibu mulai bertambah besar. Kelenjar susu pada
payudara ibu mulai bekerja untuk produksi susu. Pada trimester inilah, payudara
ibu mulai memproduksi cairan kekuningan yang kaya nutrisi untuk bayi, yang
disebut dengan kolostrum. Kolostrum akan menjadi makanan pertama begitu bayi
lahir hingga beberapa hari setelahnya.
Sekarang janin sudah mulai bergerak dan menendang, namun ibu belum
dapat merasakannya. Ukuran kepala janin yang semula jauh lebih besar dari
tubuhnya, sekarang mulai mengecil dan menjadi lebih proporsional. Saat ini
janin memiliki rambut tipis dan halus, tumbuh di seluruh tubuhnya yang disebut
dengan lanugo. Ginjal janin dan saluran kemih mulai memproduksi air
kemih yang kemudian dikeluarkan ke air ketuban. Sel – sel darah merah pun
mulai diproduksi.
Minggu ke-15, ukuran janin kurang lebih 10-13cm dengan berat
sekitar 200 gram. Walaupun kelopak matanya masih menutup, namun ia mulai
sensitif terhadap sinar yang dapat tertangkap oleh matanya. Terkadang, dokter
kandungan sudah dapat melihat jenis kelamin janin melalui USG saat ibu
melakukan kunjungan di minggu ke 15 atau 16 ini.
Antara minggu ke 16 dan 20, janin mulai dapat mendengar suara
dari luar rahim ibunya, bahkan dapat mengenali suara ibunya sendiri. Wajahnya
pun sudah dapat melakukan bermacam – macam ekspresi seperti meringis, merengut,
tersenyum, dan lain – lain. Kepalanya mulai tumbuh rambut, tengkorak-nya pun
mulai mengeras, dan jutaan syaraf kecil pada otaknya mulai memerintahkan otot
untuk bergerak. Organ reproduksi-nya mulai terlihat jelas. Di akhir minggu ke
19 atau 20, ibu mulai dapat merasakan tendangan kecil pada dinding rahim.
Beberapa wanita hamil terlihat lebih cerah dan “bersinar”. Hal ini
mungkin disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ke wajah ibu. Banyak pula ibu
hamil yang pada perut bagian bawahnya timbul garis – garis hitam. Garis – garis
hitam ini timbul karena adanya peningkatan pada pigmen kulit atau melanin,
yang biasanya akan hilang setelah melahirkan. Pada beberapa wanita juga
akan timbul stretchmark yang biasanya juga akan hilang setelah
melahirkan.
Pada minggu ke-20, panjang janin sekitar 15 – 17cm, dengan
berat hampir 1kg. Sistem pencernaannya mulai berfungsi lebih banyak dan
memproduksi mekonium. Tubuhnya diselimuti dengan semacam cairan kental
berwarna putih yang disebut vernix caseosa, dimana cairan ini berguna
untuk melindungi kulitnya dari air ketuban di dalam rahim ibu.
Untuk melatih sistem pencernaan dan paru – parunya, janin mulai
dapat menelan dan “menghirup” air ketuban. Paru – parunya akan memproduksi
suatu zat yang disebut surfactant, dimana zat ini akan membuat kantung
udara dalam paru – parunya mengembang begitu ia dilahirkan ke dunia.
Saat ini, kemungkinan besar wajah ibu hamil akan timbul jerawat,
karena kulitnya memproduksi minyak lebih banyak. Pada beberapa kasus juga
timbul varises pada kaki ibu. Perubahan lain yang dialami ibu hamil saat ini
adalah payudara yang semakin membesar, perubahan warna kulit, sakit mag, dan
kesulitan buang air besar.
Minggu 27 adalah minggu terakhir dari trimester kedua. Saat
ini, janin telah tumbuh hingga 35cm dengan berat sekitar 1kg. Tubuhnya sudah
terlihat seperti bayi yang baru lahir. Jika terpaksa dilahirkan pada masa ini,
ia sudah mempunyai kemungkinan untuk hidup walaupun akan menghadapi banyak
masalah bersangkutan dengan kesehatannya.
Perubahan Psikologis Pada
Kehamilan Trimester II
Peningkatan
rasa memiliki dan mulai dapat kembali pada minat semula, adanya gerak anak
menjadikan ibu semakin merasakan kehamilan, mulai membayangkan fisik calon bayi
dan merancang rencana masa depan untuknya, ibu merasakan peningkatan.
Trimester
kedua dapat dibagi menjadi dua fase: prequickening
(sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya
pergerakan janin yang dirasakan ibu).
1.
Fase Prequickening
Selama
akhir trimester pertama dan masa prequickening
pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek
di dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan
mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan
menjadi basis/dasar bagaimana ia mengembangkan hubungannya dengan anak yang
akan dilahirkannya.
Proses
yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas
dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang
(persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas
bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih
sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.
2.
Fase Postquickening
Setelah
ibu hamil merasakan quickening,
identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada
kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagi seorang ibu. Perubahan
ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan,
terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali
dan wanita karir.
Pergerakan
bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu
yang terpisah dari dirinya. Hal ini meyebabkan perubahan fokus pada bayinya.
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang
normal dialami saat hamil.
Respon
psikologis triwulan kedua: konsep abstrak kehamilan menjadi identitas nyata:
perut membesar, gerakan janin terasa (quickening) gerakan ini merupakan
peristiwa penting karena gerakan janin yang lembut ini, bahwa kehidupan terjadi
dalam rahim. Dokter atau bidan mendengar denyut jantung janin, wanita sudah
dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan, ia mulai memikirkan janin merupakan
bagian dari dirinya yang secara keseluruhan bergantung padanya, sekarang ia
mengatakan: “saya akan mempunyai bayi”.
Ibu Hamil Trimester II :
Keluhan dan Cara Mengatasi:
- Kram otot
Penyebab :
- Anemia
Penyebab :
kekurangan nutrisi, zat besi, folic acid, hemoglobinopati.
Penanganan : - Kolaborasi untuk mendapatkan SF dan vit C
- Konsul tentang pemberian diet
- Beri nutrisi yang adekuat
- Istirahat yang cukup
- Perubahan Libido
Penyebab :
pengaruh antara psikologis, hormonal dan perubahan emosi
Penanganan : - Anjurkan klien dan pasangannya
- Komunikasi yang baik dengan pasangannya
- Kasih sayang, kontak fisik yang dilakukan dialihkan ke kontak psikis.
4.Hiperpigmentasi,
jerawat
Fisiologi rangsangan dari hormon mellanosit (dari pituitarianterior) biasanya akan hilang pada masa nifas.
Penanganan :
Fisiologi rangsangan dari hormon mellanosit (dari pituitarianterior) biasanya akan hilang pada masa nifas.
Penanganan :
- Kuku hendaknya pendek dan bersih
- Ciptakan suasana yang nyaman.
Adaptasi
keluarga terhadap kehamilan
Dengan adanya perubahan hormonal pada dalam tubuh ibu, makaa terjadi symptom
fisikdan psikiss serta merupakan stressor dalam kehidupan. Misalnya adaa
stressor keluarga yang tidak disetujui oleh orang tuanya, kesepian, dan
kekhawatiran akan adanya bayinya.
a.
Adaptasi ibu terhadap kehamilannya :
Ø
Menerima kehamilannya
Ø
Hubungan dengan janin
Ø
Menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi
Ø
Menyesuaikan perubahan suami istri
Ø
Persiapan melahirkan dan menjadi seorang ibu
b.
Adaptasi suami terhadap tugas :
Ø
Menerima, membuat hubungan dengan bayi yang masih dalam kandungan
Ø
Ikut serta dalam perawatan ibu hamil
Ø
Menyesuaikan dengan perubahan dan lebih bertanggung jawab
Ø
Memahami dan lebih perhatian terhadap kemampuan sebagai ayah
Ø
Empati
Ø
Menyesuaikan perubahan dalam hububgan dengan pasangan, belajar memperhatikann,
seksual relation ship.
c.
Adaptasi sibling :
Ø
0 – 2 tahun, tidak sadar dengan kehamilan ibunya dan belum tahu terhadap
penjelasan.
Ø
2 – 4 tahun, berespon terhadap perubahan padaa tubuh ibu dan tingkah lakunya.
Ø
4 – 5 tahun, senang mendengarkan denyut jantung janin, belajar perkembangan
bayi.
Ø
Sekolah, kenyataan dan bagaimana terjadinya kehamilan dan persalinan.
Ø
Adolescence, Negatifistik terhadap senang akan penampilan ibunya.
Perubahan Psikologis Trimester
II (Periode kesehatan yang baik)
1.
Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2.
Ibu sudah dapat menerima kehamilan.
3.
Merasakan gerakan anak.
4.
Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5.
Libido meningkat.
6.
Menuntut perhatian untuk cinta.
7.
Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
8.
Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu.
9.
Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan
untuk peran baru.
10. Ibu merasa sehat
11. Ibu menganggap kehamilan
sesuatu yang abstrak, kini mulai menyadari bahwa kehamilan merupakan
identifikasi nyata.
12. Sudah merasakan gerakan
janin.
13. Merasa nyaman.
14. Mulai mempersiapkan kebutuhan
seperti popok, baju, tempat tidur bayi, kereta bayi, dan sebagainya.
15. Sering bermimpi mengenai jenis kelamin anak,
yang merupakan refleksi dari keinginannya untuk punya anak berjenis kelamin
tertentu.
MASALAH EMOSI SELAMA KEHAMILAN
Prinsip dasar
Kehamilan merupakan episode
dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari
seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap
bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian
lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan
selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan
emosional yang komplek, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup
dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi,
kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma – norma sosiokultural dan persoalan
dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi
psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa
yang berat.
Dukungan psikologik dan
perhatian akan memberi dampak terhadap pola kegiatan sosial (
keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita
hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli),
cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan
neonatal),
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang
terjadi.:
·
Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar
aspek emosional sehingga perode ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadi
pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
·
Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai
mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan
tubuh yang terjadi saat kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan
bathiniah dengan bayi yang dikandungannya.
·
Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko
kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam
upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.
Masalah
·
Aspek psikologik dan pengaruhnya pola kehidupan keluarga dan tahapan trimester.
·
Gangguan emosional dapat mengganggu kesehatan ibu
dan janin yang dikandungnya.
·
Hambatan asuhan neonatal pasca persalinan.
Penanganan umum
Reaksi
cemas
·
Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan, terutama
sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong wajar.
·
Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena gejala
klinik yang ada, sangat tidak spesifik (twitchung, tremor, berdebar-debar, kaku
otot, gelisah dan mudah lelah, insomnia)
·
Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi, sesak
nafas, rasa dingin ditelapak tangan, berkeringat dingin, pusing, rasa terganjal
pada leher).
·
Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang-kadang upaya ini kurang memberi
hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan.
·
Hanya pada pasien dengan reaksi cemas berat, berikan diazepam 3 x 2 mg per
hari.
·
Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau kekurangan
asupan kalori/gizi maka harus dilakukan rawat inap di rumah sakit.
Reaksi panik
·
Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang
relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.
·
Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging, jantung
berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati atau merasa tidak akan
tergolong lagi.
·
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat
pandangan liar, pernafasan pendek dan cepat dan takhikardi.
·
Tenangkan secara verbal, sebelum psikoterapi atau medikamentosaa. Sebaiknya
pasien dirawat untuk observasi tehadap reaksi panik ulangan dan pemberian
terapi.
·
Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, cukup
diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
Reaksi Obsesif-Kompulsif
·
Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan,
rangsangan ataupun pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa objek yang jelas,
diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.
·
Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang dikandung
atau orang lain.
·
Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-kompulsif
menjadi alasan untuk dirawat di rumah sakit atau dalam pengawasan tim
medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu untuk mengembalikan wanita ini
pada status emosional yang normal.
·
Pada kasus yang berat, beri diazepam 5 mg IV dan observasi ketat.
Depresi berat
·
Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah,
menyendiri, penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak dihargai dan
pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.
·
Penelitian di RS Dr. Sutomo, Surabaya (1990) menunjukkan angka kejadian Depresi
Pascapersalinan (Postpartum Blues) sebesar 15,2 % (persalinan fisiologis) dan
46,2 % (persalinan patologis).
·
Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak
mampu berkonsentrasi, kurang perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu .
·
Gunakan anti depresan Amitryptyline 2 x 10 mg oral.
·
Terapi kejutan listrik (ECT) digunakan apabila psikofarmaka gagal dan reaksi
depresi membahayakan pasien.
Perasaan
panik/ gelisah
Berkaitan dengan kemampuanya
untuk menjaga kehamilan sampai saat persalinan sebagai seorang ibu
hamil yang baik. Respon-respon psikologis tersebut terjadi karena ibu merasa
bahwa kehamilannya ini merupakan suatu ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya
bagi dirinya dan sebagai akibat yang akan terjadi pada dirinya, sehingga mereka
akan bersikap tidak hanya menolak kehamilannya tetapi juga akan berusaha
menggugurkan kehamilannya bahkan kadang-kadang mencoba bunuh diri.
Gambaran Kondisi Psikologis pada
Wanita Hamil
Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan :
• Marah
• Tertekan
• Bersalah
• Bingung
• Was – was
• Kesal
• Pilu
• Khawatir
Hal ini biasanya ditandai dengan gejala – gejala :
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
• Senantiasa berfikiran negatif.
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
• Tiba-tiba takut atau gugup.
• Tidak bisa memusatkan perhatian.
• Lebih sering lupa.
• Rasa bingung dan bersalah.
• Makan amat sedikit atau amat banyak.
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
• Senantiasa berfikiran negatif.
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
• Tiba-tiba takut atau gugup.
• Tidak bisa memusatkan perhatian.
• Lebih sering lupa.
• Rasa bingung dan bersalah.
• Makan amat sedikit atau amat banyak.
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
Apabila kondisi - kondisi ini
terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu maka akan menimbulkan
kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan adanya pengobatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil :
1. Sudah punya banyak anak Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan - kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.
2. Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan mengurangi keindahan penampilan.
3. Kemampuan finansial dirasa tidak memadai.
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil :
1. Sudah punya banyak anak Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan - kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.
2. Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan mengurangi keindahan penampilan.
3. Kemampuan finansial dirasa tidak memadai.
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil.
4. Keluhan sulit
tidur
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.
Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan muntah – muntah, sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena sebab sebagai berikut :
• Stres
• Perubahan hormon
• Dihantui kecemasan
• Gangguan psikis
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.
Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan muntah – muntah, sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena sebab sebagai berikut :
• Stres
• Perubahan hormon
• Dihantui kecemasan
• Gangguan psikis
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.
Berikut beberapa cara yang dapat
menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:
1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
3. Rajin chek-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
3. Rajin chek-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
5. Jaga Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan
trimester I1 dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Trimester II
�� Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata.
�� Ibu
merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima dan menganggap sebagai
bagian dari dirinya.
�� Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun.
�� Mencari perhatian suami.
�� Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya.
�� Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai
mempersiapkan perlengkapan bayinya.
�� Perasaan cenderung lebih stabil.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu
:
1. Taking On
Seorang wanita dalam
pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran
ibu.
2. Taking In
Seorang wanita sudah
mulai membayangkan peran yang dilakukan
3. Letting Go
Wanita mengingat kembali
proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar