Senin, 11 Juni 2012

makalah implant

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
                Keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Seperti diketahui bahwa KB mencakup dua tujuan utama : a) Pengaturan jarak kelahiran (“spacing”) dan b) memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak ingin lagi menambah anak (“limiting”). Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir semua metode medis teknis KB yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu metode KB yaitu  Metode Modern Kontrasepsi Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal terbagi menjadi tiga, yaitu kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan. Materi hand out yang akan dipelajari kali ini adalah kontrasepsi implan.  Kontrasepsi implan disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), karena insersinya pada bagian subdermal. Kontrasepsi implan berisi hormon progestin dalam dosis rendah, yang mempunyai masa kerja panjang.
                Tujuan akhir dari hand out ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pelayanan kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan yang akan dibahas meliputi pengertian dan cara kerja kontrasepsi implan, jenis-jenis kontrasepsi implan, keuntungan dan kerugian kontrasepsi implan yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, brain storming dan penugasan.
                Pada dasarnya setiap orang termasuk mahasiswa memiliki kemampuan untuk menstransformasikan dirinya sendiri. Untuk memperbaiki kemampuan ini merupakan salah satu aktivitas yang menantang, namun juga sangat mengasyikkan, berguna dan menyenangkan. Oleh karena itu, mari kita mulai petualangan penempaan kemampuan diri ini.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1  DEFINISI
a.        Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).
b.       Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan sylastic, masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam format kristal dengan masa kerja lima tahun (Varney, 1997).
Cara Kerja Kontrasepsi Implan :
a.      Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
b.      Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.
c.       Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma.
d.      Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.





Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

Kontrasepsi Implan
 
 
Oval:   Lendir serviks menjadi kental
  Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
  Mengurangi transportasi sperma
  Menekan ovulasi




2.2. Jenis – jenis Kontrasepsi Implan
a.      Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
b.      Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.
c.       Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
d.      Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama kerja 1 tahun.

e.       Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.

Text Box: Jenis – jenis implan mempengaruhi lama kerja alat kontrasepsi tersebut. Lama kerja ini dipengaruhi oleh jenis hormon yang digunakan serta dosis hormon yang terkandung dalam kapsul implan.
Implan yang dapat mengalami biodegradasi menghantar progestin dalam kadar konstan untuk suatu periode waktu yang bervariasi dari sebuah wahana yang larut dalam jaringan tubuh. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah.
 









2.3. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implan
1)      Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :
a.      Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b.      Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
c.       Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48  jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d.      Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
e.       Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f.        Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g.      Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.
h.      Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
i.        Dapat dicabut setiap saat
j.        Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
k.       Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.


2)      Kerugian Kontrasepsi Implan, meliputi :
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea.
Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :
a.      Nyeri kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala; kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.
b.      Peningkatan berat badan
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).
c.       Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.
d.      Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan. Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu menyaksikan dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan implannya. Wanita harus diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat karena lokasi dan ukurannya.
e.       Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.
f.        Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
g.      Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
h.      Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini, penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.
i.        Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah 0,28 per 1000 wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik selama menggunakan implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implan merupakan kehamilan ektopik.

Angka Kehamilan Ektopik per 1000 Wanita per Tahun Penggunaan *
Pengguna bukan kontrasepsi, semua usia
3,0 – 4,5
Copper T-380 IUD
0,20
Implan
0,28
* Centers for Disease Control and Prevention, Ectopic Pregnancy in the United States

Text Box: Dapat disimpulkan bahwa metode kontrasepsi tidaklah semuanya memberikan keuntungan bagi pemakainya, tapi juga terdapat kerugian dari metode kontrasepsi tersebut. 






2.4. Pemasangan dan Pencabutan Implant
1.      Persiapan Pemasangan
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
• Mamiliki pencahayaan yang cukup
• Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
• Terbebas dari debu dan serangga
• Memiliki ventilasi udara yang baik
• Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
• Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien sangat kurang
• Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
• Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
• Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
• Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
• Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup
• Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
• Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant.
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
• Meja periksa untuk berbaling klien
• Alat penyangga lengan (tambahan)
• Batang implan dalam kantong
• kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan Norplant.
• Pepasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat tinggi)
• Sabun untuk mencuci tangan
• Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
• Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
• Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
• Trokar 10 dan madrin
• Skalpel 11 atau 15
• Kassa pembalut, band aid, atau plester
• Kassa steril dan pembalut
• Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
• Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
• Bak/tempat instrumen (tertutup)
4. Kunci Keberhasilan Pemasangan
• Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
• Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
• Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah media lengan
• Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
• Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
• Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
• Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
• Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
• Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
• Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat

2.       Penatalaksanaan Umum
Kapsul implan dipasang tepat di bawah kulit di atas lipat siku di daerah medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul pilihlah lengan klien yang jarang digunakan. Pertama, cuci lengan dengan air dan sabun, kemudian usap dengan antiseptik dan suntik anestesi lokal. Buat insisin kecil hanya sekedra menembus kulit, sekitar 8 cm di atas lipat siku. Setiap kapsul dimasukkan melalui trokar khusus dan dipasang tepat di bawah kulit. Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan apakah klien :
• Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implant
• Sudah mendapat anestesi lokal sebelumnya
• Alergi terhadap obat anestesi lokal atau jenis obat lainnya

3.      Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.
Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.

4. Tindakan Sebelum Pemasangan
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak
1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.

5. Pemasangan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk
memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit

6. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
1. Menutup luka insisi
- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
2. Perawatan klien
- Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
- Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
BILA TERJADI INFEKSI
- Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi local
- Bila terjadi abses (dengan atau tanpa eksplusi kapsul) cabut semua kapsul.
PETUNJUK UNTUK MENJAGA AGAR TROKAR TETAP TAJAM
- Pemakaian yang berulang-ulang akan menyebabkan trokar menjadi tumpul. Trokar harus diperiksa dengan hati-hati setelah setiap 10 kali pemasangan.
- Setelah selesai dipakai, dipisahkan trokar dari pendorongannya. (hal ini untuk menjaga trokar agar tetap tajam).
- Bila trokar telah menjadi tumpul, harus diasah seperti mengasah pisau atau gunting dengan menggunakan batu asah yang halus.
- Pada waktu mengasahntrokar,jangan terlalu berlebihan oleh karena dapat mengubah sudut ketajamannya sehingga trokar tidak bisa dipakai lagi. Pengasahan yang berlebihan akan memperpendek trokar, mengurangi jarak ke tanda (2) dekat ujung trokar.
- Masalah lain yang ditimbulkan karena pengasahan yang erlebihan adalah pada waktu memasukkan pendorong sepenuhnya, maka ujung tumpul pendorong akan menonjol keluar melewati ujung tajam trokar. Hal ini akan menyulitkan waktu memasukkan trokar tepat di bawah kulit. Bila hal ini terjadi, tarik kembali pendorong sehingga ujung tumpulnya tidak menonjol keluar dari ujung tajam trokar.
- Setelah kira-kira 50 sampai 100 kali pemasangan , trokar harus diganti, tidak boleh diasah lagi.

ÒPEMASANGAN IMPLAN LADENATM DAN INDOPLANT
 sama dengan pemasanganÒPemasangan implant JADENA™ dan INDOPLANT  hanya berbeda dalam jumlah kapsul yang dipasang yaitu hanya 2ÒNORPLANT kapsul, kapsulnya lebih panjang dan pemberian obat anastesi cukup 1-2 ml (1% tanpa Epinefrin).
ÒPEMASANGAN IMPLANT IMPLANON
Iserter yang digunakan telah berisi 1 (buah) kapsul di dalamnya dan hanya untuk satu kali pakai.
Kemasan tersebut menyerupai alat suntik.
Langkah 1
Persiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik.
Langkah 2
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan siku pada bagian dalam lengan di alur antara otot biseps dan triseps. Gunakan spidol untuk menandai dengan membuat garis sepanjang 6-8 cm.
Langkah 3
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terdapat obat anastesi, isi alat suntik dengan 2 ml obat anastesi (1% tanpa Epinefrin) dan suntikan tepat dibawah kulit sepanjang jalur tempat pemasangan. Pemasangan anastesi juga dapat dilakukan dengan semprotan.
Langkah 4
Keluarkan insenter dari kemasannya. Regangkan kulit ditempat pemasangan dan masukan jarum insenter tepat dibawah kulit sampai masukseluruh panjang jarum insenter. Untuk melatakana jarum tepat dibawah kulit, angkat jarum insenter keatas, sehinnga kulit terangkat.
Langkah 5
Lepaskan segel insenter dengan menekan penopang pendorong insenternya.
Langkah 6
Putar pendorong insenter 90o atau 180o dengan mempertahankan pendorong insenter tetap diatas lengan.
Langkah 7
Dengan tangan yang lain sacara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap memperthanakan penopang insenter ditempanya. (catatan: prosedur ini berlawanan dangan suatu penyuntikan, dimana pendorong didorong dan insenter dipertahankan).

7.  Cara Pencabutan
METODE PENCABUTAN
 maupunÒ, Jadena™, IndlopantÒMetode pencabutan unutk implant Norplant  sama hanya
berbeda dalam jumlah yang kapsul yang terpasang.ÒImplano
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul telah digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah banyak dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan, misalnya metode “pop out” yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada tahun 1992. Kenyataannya bahwa banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan metode pencabutan, sedang perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan dengan jelas mtode standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung oleh pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan waktu yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu pemasangan.
Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk pencabutan implant Norplant yaitu Teknik “U”. Perbadaaan yang besar antara tek=hnik “u” dan tehnik standar adalah :
- Posisi dari insisi kulit, dan
- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan modifikasi klem yang digunakan unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2 mm.
Persiapan bahan dan alat
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya klem harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan yang akan dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
- Meja periksa untuk tempat tidur klien.
- Penyangga lengan atau meja samping
- Sabun untuk mencuci tangan
- Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih atau steril yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
- Sepasang sarung tangan steril/DTT.
- Larutan antiseptic
- Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).
- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 - 4 cm

8. Tindakan Sebelum Pencabutan
Langkah 1:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2 :
Pakai sarung tangan steril
Langkah 3 :
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
Langkah 4 :
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril untuk memegang kasa tersebut. Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sebelum memulai tindakan.
Langkah 5 :
Gunakan doek/kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebaruntuk
memaparkan lokasi kapsul.
Langkah 6 :
Raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
Langkah 7 :
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (1% tanpa epinefrin). Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikan sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Masukkan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai kurang lebih 1/3 panjang kapsul, tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikan obat anastesi (0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul. Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukkan ke bawah kapsul berikutnya. Ulangi proses ini sampai keenam ujung kapsul terangkat. Sebelum memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum untuk memastikan obat anstesi telah bekerja.

9. Tindakan Pencabutan Kapsul
Metode Standar
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul. Kira-kira 5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang berada di bawah insisi lama.
Lngkah 2 :
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil kurang lebih 4 mm dengan menggunakan scalpel.
Langkah 3 :
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dengan tempat insisi.
Langkah 4 :
Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut.Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah ke kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan klem untuk memotong secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi sampai ujung keenam kapsul bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya. Selanjutnya, dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi. Sambil menekan kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan lagi klem lengkung sampai berada di bawah ujung kapsul, jepit kapsul di dekat ujungnya dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka insisi.
Langkah 5 :
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok pakai kasa steril untuk memaparkanujung bawah kapsul.
Langkah 6 :
Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bilakapsul sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan yang melekat pada kapsul dengan menggunakan kasa.
Langkah 7 :
Pilih kapsul yang tampak paling mudah dicabut. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk memastikan keenam kapsul sudah dicabut.
Metode huruf “U” Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul pada teknik “U”, merupakan modifikasi klem yang digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 menjadi 2,2 mm.
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 kurang lebih 5 mm dari jung kapsul dekat siku.
Langkah 2 :
BUat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan menggunakan scalpel.
Langkah 3 :
Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melaalui luka insisi.
Langkah 4 :
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul.
Langkah 5 :
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul kurang lebih 5 mm diatas ujung bawah kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kea rah insisi dan balikkan pegangan klem 180O kea rah bahu klien untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Langkah 6 ;
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggosok-gosok menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut.
Langkah 7 :
Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pela-pelan dan hati-hati. Taruh kapsul yang telah dicabut dalam mangkok berisi klori 0,5% untuk dekontaminasi sebelum dibuang.
Langkah 8 :
Pencabutan kapsul berikutnya adalah tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya.
Metode “ Pop Out” Pada tahun 1992,Darney Klaise dan Walker melaporkan metode pencabutan yang sederhana untuk mencabut seluruh kapsul norplant yang dikenal dengan metode pencabutan “pop out”. Metode ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih kecil. Teknik ini akan mengurangi resiko robek pada kapsul selama tindakan pencabutan. Kerugiannya yaitu tidak bisa dilakukan bila lokasi kapsul tidak baik pada waktu dipasang. Berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1 :
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsul yang lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujng kapsul lainnya.Dorong ujung bagian atas kapsul yang telah dipilih dengan menggunakan jari. Pada saat ujung bagian bawah kapsul tampak jelas di bawah kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) diatas ujung kapsul dengan menggunakan skalpel.
Langkah 2 :
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.
Langkah 3 :
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Langkah 4 :
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah kapsul terpapar keluar.
Langkah 5 :
Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul pada luka insisi dan dengan mudah dapat dipegang dan dicabut. Setelah keenam kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali jumlahnya, luka insisi ditutup dengan kasa steril dan plester. Pembalut tekan biasanya tidak diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit merusak jaringan di tempat pencabutan.

10. Petunjuk Pencabutan
- Kapsul yang sulit dicabut.Jika seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak gelisah maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta datang kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya pada kunjungan kedua sisa kapsul tersebut akan teraba dan dapat dicabut.
- Kapsul yang tidak dapat diraba
Ada dua cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound. Dengan sinar X, pasang pada 50 – 55 kilovolts dan 4-5 miliamper, dengan waktu pemaparan 0,03 detik. Dengan ultrasound, bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan. Penyetelan khusus ( posisi probe ultrasound) mungkin diperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.
- Kapsul yang putus
Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkina akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan insisi baru di ujung atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bisa dicabut.



11. Tindakan Setelah Pencabutan
Menutup luka insisi
• Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisidan sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua tepi luka insisi selama 10-15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian balut luka insisi.
• Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dan plester.
INTRUKSI KEPADA KLIEN UNTUK PERAWATAN LUKA DI RUMAH
• Beri tahu klien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit kemerahan pada daerah pencabutan selama beberapa hari, keadaan ini normal.
• Jaga luka insisi agar tetap kering dan bersih minimal 48 jam.
• Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan band aid boleh dibuka setelah 3-5 hari.
• Klien segera melakukan pekerjaan ringan. Hindari benturan pada tempat insisi.
• Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci dan disentuh dengan tekanan normal.
• Segera kembali ke klinik jika timbul tanda-tanda infeksi (demam, radang) pada tempat insisi.
• Beri tahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan lanjut, jika perlu.
• Beri tahu klien bahwa jaringan ikat di lengan mungkin masih tetap terasa dan akan hilang setelah beberapa bulan.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan :

  1. Kontrasepsi implan adalah kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progestin dosis rendah, diinsersikan subdermal dengan masa kerja panjang.
  2. Kontrasepsi implan mencegah terjadinya kehamilan dengan cara membuat lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium, mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi.
  3. Terdapat enam jenis kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena, indoplant, uniplant dan capronor.
  4. Beberapa keuntungan kontrasepsi implan antara lain efektivitas implan sangat tinggi, metode yang baik untuk wanita menyusui serta kembalinya kesuburan setelah pengangkatan terjadi cepat. Beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan implan, diantaranya menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan haid hingga 80% pengguna, terutama selama tahun pertama penggunaan.














DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Nardho, dkk. 1999. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia. 2008. Implant Kontrasepsi untuk wanita (Contraseptive for Female). http://www.pkmi-online.com/implant.htm. Diakses 30 mei 2012 pukul 05.21 wib Rayax. 2007.
Alat Kontrasepsi Implant.http://rayax-alatkontrasepsiimplan.blogspot.com/2007/06/pemasangan-dan-pencabutan-implan-susuk.html. Diakses 30 mei 2012 pukul 05.22 wib
Saifufuddin, A. B., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sherli, 2006. Alat Kontrasepsi. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/06 /alatkontrasepsi/. Diakses 30 mei 2012 pukul: 05.23 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar