Gonore
DEFINISI
Gonore merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang pada umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin, tetapi juga kontak secara langsung dengan eksudat yang infektif. Penyakit ini mempunyai insidens yang tinggi dibanding penyakit menular seksual lainnya. Walaupun angka kejadian penyakit ini sudah menurun sejak tahun 1970an, namun hampir 800.000 kasus baru ditemukan tiap tahun di AS. Di dunia diperkirakan terdapat 200 juta kasus baru setiap tahunnya. Penyakit ini lebih sering menyerah remaja dan dewasa muda, serta lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita.
Gonore merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang pada umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin, tetapi juga kontak secara langsung dengan eksudat yang infektif. Penyakit ini mempunyai insidens yang tinggi dibanding penyakit menular seksual lainnya. Walaupun angka kejadian penyakit ini sudah menurun sejak tahun 1970an, namun hampir 800.000 kasus baru ditemukan tiap tahun di AS. Di dunia diperkirakan terdapat 200 juta kasus baru setiap tahunnya. Penyakit ini lebih sering menyerah remaja dan dewasa muda, serta lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita.
Gejala
Masa
inkubasi gonorrhea sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 2-5 hari,
kadang-kadang lebih lama. Pada wanita masa inkubasi sulit untuk ditentukan
karena pada umumnya tidak menimbulkan gejala. Pada pria, awalnya terdapat rasa
gatal dan panas di sekitar uretra, saluran yang menghantarkan urin dari kandung
kemih ke luar tubuh. Selanjutnya, terdapat rasa nyeri saat buang air kecil dan
keluar sekret kental berwarna keruh dari ujung uretra yang kadang-kadang
disertai darah. Bila infeksi sudah semakin lanjut, nyeri akan semakin bertambah
dan sekret semakin kental dan keruh. Selain itu terdapat nyeri pada waktu
ereksi dan terkadang terdapat pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan.
Pada wanita, gejala, kalaupun ada, dapat sangat ringan sehingga penderita tidak
menyadarinya. Sebanyak 30%-60% wanita penderita gonore tidak memberikan gejala.
Gejala yang timbul dapat berupa nyeri saat buang air kecil, buang air kecil menjadi
lebih sering, dan kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah.
Selain itu, terdapat sekret kental dan keruh yang keluar dari vagina.
Pengobatan
Bila menyadari mempunyai gejala-gejala seperti di atas, atau mempunyai pasangan seksual dengan gejala di atas, perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan, seperti mengambil sekret dari vagina ataupun penis untuk dianalisa. Antibiotik adalah pengobatan untuk gonore. Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati sesegera mungkin bila terdiagnosis gonore. Hal ini berlaku untuk pasangan seksual dalam 2 bulan terakhir, atau pasangan seksual terakhir bila selama 2 bulan ini tidak ada aktivitas seksual. Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati gonorrhea, membasmi N.gonorrhoeae, menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi kemungkinan terjadinya gejala sisa. Pilihan utama adalah penisilin + probenesid. Antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore, antara lain:
Bila menyadari mempunyai gejala-gejala seperti di atas, atau mempunyai pasangan seksual dengan gejala di atas, perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan, seperti mengambil sekret dari vagina ataupun penis untuk dianalisa. Antibiotik adalah pengobatan untuk gonore. Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati sesegera mungkin bila terdiagnosis gonore. Hal ini berlaku untuk pasangan seksual dalam 2 bulan terakhir, atau pasangan seksual terakhir bila selama 2 bulan ini tidak ada aktivitas seksual. Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati gonorrhea, membasmi N.gonorrhoeae, menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi kemungkinan terjadinya gejala sisa. Pilihan utama adalah penisilin + probenesid. Antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore, antara lain:
1.
Amoksisilin 2 gram + probenesid 1 gram, peroral
2. Ampisilin 2-3 gram + probenesid 1 gram. Peroral
3. Azitromisin 2 gram, peroral
4. Cefotaxim 500 mg, suntikan Intra Muskular
5. Ciprofloxacin 500 mg, peroral
6. Ofloxacin 400 mg, peroral
7. Spectinomisin 2 gram, suntikan Intra Muskular
2. Ampisilin 2-3 gram + probenesid 1 gram. Peroral
3. Azitromisin 2 gram, peroral
4. Cefotaxim 500 mg, suntikan Intra Muskular
5. Ciprofloxacin 500 mg, peroral
6. Ofloxacin 400 mg, peroral
7. Spectinomisin 2 gram, suntikan Intra Muskular
Obat-obat
tersebut diberikan dengan dosis tunggal.
Penyebab
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menular ke orang lain melalui hubungan seksual dengan penderita. Penyakit ini juga dapat menular dari ibu ke bayinya saat melahirkan. Kita tidak akan terinfeksi gonore dari pemakaian handuk bersama maupun pemakaian toilet umum.
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menular ke orang lain melalui hubungan seksual dengan penderita. Penyakit ini juga dapat menular dari ibu ke bayinya saat melahirkan. Kita tidak akan terinfeksi gonore dari pemakaian handuk bersama maupun pemakaian toilet umum.
Pencegahan
Untuk mencegah penularan gonore, gunakan kondom dalam melakukan hubungan seksual. Jika menderita gonore, hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai. Walaupun sudah pernah terkena gonore, seseorang dapat terkena kembali, karena tidak akan terbentuk imunitas untuk gonore. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa untuk mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan. Selain itu, juga menyarankan para wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar.
Untuk mencegah penularan gonore, gunakan kondom dalam melakukan hubungan seksual. Jika menderita gonore, hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai. Walaupun sudah pernah terkena gonore, seseorang dapat terkena kembali, karena tidak akan terbentuk imunitas untuk gonore. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa untuk mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan. Selain itu, juga menyarankan para wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar.
HERPES
GENITALIS : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Herpes genital merupakan penyakit
infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa vesikel berkelompok pada
dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren. Umumnya disebabkan oleh
herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh
tipe 1.
Herpes genitalis merupakan infeksi
pada genital dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar
eritem bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat genital dan
sekitarnya (bokong, daerah anal dan paha). Ada dua macam tipe HSV yaitu : HSV-1
dan HSV-2 dan keduanya dapat menyebabkan herpes genital. Infeksi HSV-2 sering
ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menyebabkan rekurensi dan ulserasi
genital yang nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai mulut dan tipe 2 mengenai daerah
genital.
HSV dapat menimbulkan serangkaian
penyakit, mulai dari ginggivostomatitis sampai keratokonjungtivitis,
ensefalitis, penyakit kelamin dan infeksi pada neonatus. Komplikasi tersebut
menjadi bahan pemikiran dan perhatian dari beberapa ahli, seperti : ahli penyakit
kulit dan kelamin, ahli kandungan, ahli mikrobiologi dan lain sebagainya.
Infeksi primer oleh HSV lebih berat dan mempunyai riwayat yang berbeda dengan
infeksi rekuren. Setelah terjadinya infeksi primer virus mengalami masa laten
atau stadium dorman, dan infeksi rekuren disebabkan oleh reaktivasi virus
dorman ini yang kemudian menimbulkan kelainan pada kulit. Infeksi herpes
simpleks fasial-oral rekuren atau herpes labialis dikenali sebagai fever
blister atau cold sore dan ditemukan pada 25-40% dari penderita Amerika yang
telah terinfeksi. Herpes simpleks fasial-oral biasanya sembuh sendiri. Tetapi
pada penderita dengan imunitas yang rendah, dapat ditemukan lesi berat dan luas
berupa ulkus yang nyeri pada mulut dan esofagus.
Perjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot.
Diagnosis herpes genital secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisisk jika gejalanya khas dan pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan dari herpes genital secara umum bisa dengan menjaga kebersihan lokal, menghindari trauma atau faktor pencetus. Adapun obat-obat yang dapat menangani herpes genital adalah asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.
Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa.
Perjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot.
Diagnosis herpes genital secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisisk jika gejalanya khas dan pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan dari herpes genital secara umum bisa dengan menjaga kebersihan lokal, menghindari trauma atau faktor pencetus. Adapun obat-obat yang dapat menangani herpes genital adalah asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.
Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa.
Kematian oleh infeksi HSV jarang
terjadi. Infeksi inisial dini yang segera diobati mempunyai prognosis lebih
baik, sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya. Pada
orang dengan gangguan imunitas, misalnya penyakit-penyakit dengan tumor di
sistem retikuloendotelial, pengobatan dengan imunosupresan yang lama,
menyebabkan infeksi ini dapat menyebar ke alat-alat dalam dan fatal. Prognosis
akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa.
Terapi antivirus efektif menurunkan manifestasi klinis herpes genitalis.
Herpes Genitalis adalah suatu
penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum
atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Penyebabnya adalah virus herpes
simpleks.
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.
HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata).
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid).
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.
HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata).
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid).
Kejadian penyakit ini sangat cepat
akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara tuntas dan sering
kumat-kumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan persalinan.
Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 dan tipe 2.
- tipe 1 : keganasan rendah, menyerang terutama sekitar mulut
- tipe 2 : ganas, menyerang alat kelamin
- penyebab : virus Herpes Simpleks
- perantara : manusia, bahan yang tercemar virus
- tempat virus keluar : penis, vagina, anus, mulut
- cara penularan : kontak langsung
- tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
Pada wanita penyakit ini biasanya
tanpa gejala, tapi dapat menularkan penyakit. Penularan hampir selalu terjadi
melalui hubungan seksual. masa inkubasi 3-5 hari, kemudian pada daerah kemaluan
timbul gerombolan vesikel, di atas kulit kemerahan dan dirasakan nyeri, bila
pecah meninggalkan bekas. Sering disertai pembesaran kelenjar yang nyeri. Penyakit
sembuh dalam 2-3 minggu. Penyakit sering kumat, timbul pada tempat yang sama
dan biasanya lebih ringan dari gejala infeksi pertama. Faktor yang mempengaruhi
kekambuhan biasanya adalah kelelahan fisik dan stress mental, atau infeksi
sistemik lainnya. Hubungan seksual yang berlebihan dengan banyak pasangan
meningkatkan kemungkinan berhubungan dengan orang yang sudah kena. Komplikasi
pada wanita hamil dapat ditularkan melalui ari-ari atau pada saat melahirkan,
dapat menyebabkan keguguran, kematian janin atau cacad permanen. Di samping
itu, dapat pula menyebabkan kanker serviks.
Gejala awalnya mulai timbul pada
hari ke 4-7 setelah terinfeksi.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng.
Penderita bisa mengalami kesulitan
dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri.
Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Kelenjar getah bening selangkangan
biasanya agak membesar.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa
terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang
tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan
leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus,
maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.
Pada penderita gangguan sistem
kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat
berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau
lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh
kembali di daerah yang sama atau di sekitarnya, karena virus menetap di saraf
panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut.
Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut.
Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.
Infeksi awal dari 63% HSV-2 dan 37%
HSV-1 adalah asimptomatik. Simptom dari infeksi awal (saat inisial episode
berlangsung pada saat infeksi awal) simptom khas muncul antara 3 hingga 9 hari
setelah infeksi, meskipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan dalam tahun
pertama setelah diagnosa di lakukan pada sekitar 15% kasus HSV-2. Inisial
episode yang juga merupakan infeksi primer dapat berlangsung menjadi lebih
berat. Infeksi HSV-1 dan HSV-2 agak susah dibedakan.
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha. Luka dapat muncul sekitar 4-7 hari setelah infeksi.(6,15)
Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu. Adapun gejalanya sebagai berikut : (1,4,6,12)
- Nyeri dan disuria
- Uretral dan vaginal discharge
- Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
- Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
- Nyeri pada rektum, tenesmus
Tanda :
- Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
- Limfadenopati inguinal
- Faringitis
- Cervisitis
a. Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.(1)
b. Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks(1,4,12)
Mengenai gambaran klinis dari herpes progenitalis : gejaia klinis herpes progenital dapat ringan sampai berat tergantung dari stadium penyakit dan imunitas dari pejamu. Stadium penyakit meliputi :
Infeksi primer ? stadium laten ? replikasi virus ? stadium rekuren. (9)
Manifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status imunitas host. Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV -2, yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi. (3,5)
Berbagai macam manifestasi klinis:(5,7)
1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha. Luka dapat muncul sekitar 4-7 hari setelah infeksi.(6,15)
Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu. Adapun gejalanya sebagai berikut : (1,4,6,12)
- Nyeri dan disuria
- Uretral dan vaginal discharge
- Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
- Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
- Nyeri pada rektum, tenesmus
Tanda :
- Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
- Limfadenopati inguinal
- Faringitis
- Cervisitis
a. Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.(1)
b. Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks(1,4,12)
Mengenai gambaran klinis dari herpes progenitalis : gejaia klinis herpes progenital dapat ringan sampai berat tergantung dari stadium penyakit dan imunitas dari pejamu. Stadium penyakit meliputi :
Infeksi primer ? stadium laten ? replikasi virus ? stadium rekuren. (9)
Manifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status imunitas host. Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV -2, yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi. (3,5)
Berbagai macam manifestasi klinis:(5,7)
1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut.
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut.
A. Histopatologis
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan kumpulan sel yang terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk vesikel.(1)
B. Pemeriksaan serologis ( ELISA dan Tes POCK )
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan kumpulan sel yang terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk vesikel.(1)
B. Pemeriksaan serologis ( ELISA dan Tes POCK )
Beberapa pemeriksaan serologis yang
digunakan:
1. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2.
2. Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.
1. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2.
2. Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.
C. Kultur virus
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan prosedur pilihan yang merupakan gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik dari pada bila diambil dari lesi ulkus atau krusta. Pada herpes genitalis rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif, biasanya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan virus, perubahan imun virus yang cepat, teknik yang kurang tepat atau keterlambatan memproses sampel. Jika titer dalam spesimen cukup tinggi, maka hasil positif dapat terlihat dalam waktu 24-48 jam.
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan prosedur pilihan yang merupakan gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik dari pada bila diambil dari lesi ulkus atau krusta. Pada herpes genitalis rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif, biasanya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan virus, perubahan imun virus yang cepat, teknik yang kurang tepat atau keterlambatan memproses sampel. Jika titer dalam spesimen cukup tinggi, maka hasil positif dapat terlihat dalam waktu 24-48 jam.
DIAGNOSIS
Secara klinis ditegakkan dengan
adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat
rekuren. Gejala dan tanda dihubungkan dengan HSV-2. diagnosis dapat ditegakkan
melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika gejalanya khas dan melalui pengambilan
contoh dari luka (lesi) dan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Tes darah yang
mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat menolong meskipun hasilnya tidak terlalu
memuaskan. Virus kadangkala, namun tak selalu, dapat dideteksi lewat tes
laboratorium yaitu kultur. Kultur dikerjakan dengan menggunakan swab untuk
memperoleh material yang akan dipelajari dari luka yang dicurigai sebagai
herpes.(1,11,12)
Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang lanjut tidak khas lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain, termasuk chancroid dan kandidiasis. Konfirmasi virus dapat dilakukan melalui mikroskop elektron atau kultur jaringan. Komplikasi yang timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi urine, meningitis aseptik dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis pada kehamilan dapat menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur dan pertumbuhan janin terhambat pada trimester kedua kehamilan dan pada neonatus dapat terjadi lesi kulit, ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungtivitis. Herpes genital primer HSV 2 dan infeksi HSV-1 ditandai oleh kekerapan gejala lokal dan sistemik prolong. Demam, sakit kepala, malaise, dan mialgia dilaporkan mendekati 40 % dari kaum pria dan 70% dari wanita dengan penyakit HSV-2 primer. Berbeda dengan infeksi genital episode pertama, gejala, tanda dan lokasi anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital
Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang lanjut tidak khas lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain, termasuk chancroid dan kandidiasis. Konfirmasi virus dapat dilakukan melalui mikroskop elektron atau kultur jaringan. Komplikasi yang timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi urine, meningitis aseptik dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis pada kehamilan dapat menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur dan pertumbuhan janin terhambat pada trimester kedua kehamilan dan pada neonatus dapat terjadi lesi kulit, ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungtivitis. Herpes genital primer HSV 2 dan infeksi HSV-1 ditandai oleh kekerapan gejala lokal dan sistemik prolong. Demam, sakit kepala, malaise, dan mialgia dilaporkan mendekati 40 % dari kaum pria dan 70% dari wanita dengan penyakit HSV-2 primer. Berbeda dengan infeksi genital episode pertama, gejala, tanda dan lokasi anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital
PENGOBATAN
- Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan.
- Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus
mengkonsumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika
dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala.
Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung ke luka herpes. - Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka sehingga mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dini pada serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.’
- Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk
terapi herpes genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan,
seperti :
- menjaga kebersihan lokal
- menghindari trauma atau faktor pencetus. - Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5% sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit dapat juga terjadi.(14)
- Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan
layanan kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani
gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi
resiko menularnya herpes pada partner seksual. Obat-obatan untuk menangani
herpes genital adalah 12)
- Asiklovir (Zovirus)
- Famsiklovir
- Valasiklovir (Valtres) - Asiklovir
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.(4,5) - Valasiklovir
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal. - Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari.
Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di metabolisme dengan baik. - Herpes genitalis adalah kondisi umum terjadi yang dapat membuat penderitanya tertekan. Pada penelitian in vitro serta penelitian in vivo, povidone iodine terbukti merupakan agen efektif melawan virus tersebut, mendapatkan hasil memuaskan secara klinis dari povidone iodine dalam larutan aqua untuk mengobati herpes genital.
- CDC (Center For Disease Control and Prevention), merekomendasikan penanganan supresif bagi herpes genital untuk orang yang mengalami enam kali atau lebih outbreak per tahun.
- Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus dengan cara sectio caesaria bila pada saat melahirkan diketahui ibu menderita infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat 6 jam setelah ketuban pecah. Pemakaian asiklovir pada ibu hamil tidak dianjurkan.
- Sejauh ini pilihan sectio caesaria itu cukup tinggi dan studi yang dilakukan menggarisbawahi apakah penggunaan antiviral rutin efektif menurunkan herpes genital yang subklinis, namun
KOMPLIKASI
- Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya tidak bekerja baik, bisa terjadi outbreaks herpes genital yang bisa saja berlangsung parah dalam waktu yang lama. Orang dengan sistem imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes pada mata yang disebut herpes okuler. Herpes okuler biasanya disebabkan oleh HSV-1 namun terkadang dapat juga disebabkan HSV-
- Herpes dapat menyebabkan penyakit mata yang serius
termasuk kebutaan.
Wanita hamil yang menderita herpes dapat menginfeksi bayinya. Bayi yang lahir dengan herpes dapat meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata. Bila pada kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena virus dapat melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas 60%, separuh dari yang hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.
PENCEGAHAN
- Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif mencegah HSV. Kondom dapat menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih dapat terjadi pada daerah yang tidak tertutup kondom ketika terjadi ekskresi virus. Spermatisida yang berisi surfaktan nonoxynol-9 menyebabkan HSV menjadi inaktif secara invitro. Di samping itu yang terbaik, jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan dimana ada gejala atau ditemukan herpes oral.
Pencegahan
- Mendeteksi kasus yang tidak diterapi, baik simtomatik atau asimptomatik.
- Mendidik seseorang yang berisiko tinggi untuk mendapatkan herpes genitalis dan PMS lainnya untuk mengurangi transmisi penularan.
- Mendiagnosis, konsul dan mengobati individu yang terinfeksi dan follow up dengan tepat.
- Evaluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari individu yang terinfeksi.
- Skrining disertai diagnosis dini, konseling dan pengobatan sangat berperan dalam pencegahan.
Kutil Kelamin Condylomata acuminate
DEFINISI
Kutil kelamin, yang juga dikenal sebagai venereal warts atau
condylomata acuminate, adalah salah satu dari penyakit menular seksual yang
paling umum.
Seperti namanya, kutil kelamin berefek pada jaringan lembut pada area kelamin. Penyakit ini terlihat kecil, benjolan berwarna daging atau seperti brokoli pada permukaannya. Kutil kelamin dapat sangat kecil atau berjumlah banyak secara berkelompok.
Meskipun kutil kelamin dapat diobati dengan obat atau operasi, penyakit ini merupakan masalah serius. Virus yang menyebabkan kutil kelamin –human papillomavirus (HPV)- dihubungkan dengan kanker serviks. Virus ini juga berhubungan dengan jenis kanker kelamin lain.
Seperti namanya, kutil kelamin berefek pada jaringan lembut pada area kelamin. Penyakit ini terlihat kecil, benjolan berwarna daging atau seperti brokoli pada permukaannya. Kutil kelamin dapat sangat kecil atau berjumlah banyak secara berkelompok.
Meskipun kutil kelamin dapat diobati dengan obat atau operasi, penyakit ini merupakan masalah serius. Virus yang menyebabkan kutil kelamin –human papillomavirus (HPV)- dihubungkan dengan kanker serviks. Virus ini juga berhubungan dengan jenis kanker kelamin lain.
GEJALA
Pada wanita, kutil kelamin dapat tumbuh pada vulva, dinding
vagina, area diantara alat kelamin dan dubur, dan serviks. Pada laki-laki,
penyakit ini dapat terjadi pada ujung atau batang penis, kantung kemaluan atau
dubur. Kutil kelamin juga dapat terjadi di mulut atau tenggorokan pada mereka
yang melakukan oral seksual dengan seseorang yang terinfeksi virus ini.
Tanda dan gejala kutil kelamin antara lain:
• Kecil, berwarna daging atau abu-abu yang membengkak pada area kelamin.
• Beberapa kutil berkumpul dan terbentuk seperti brokoli.
• Gatal atau rasa tidak nyaman pada area kelamin.
• Pendarahan ketika berhubungan seksual.
Seringkali, kutil kelamin tanpa disertai gejala. Kutil ini sangat kecil dan rata serta tidak terlihat dengan mata telanjang. Terkadang dapat berlipatganda dalam jumlah yang besar.
Kehamilan kadang memicu infeksi yang tidak aktif, atau infeksi yang telah aktif dapat memburuk saat kehamilan.
Tanda dan gejala kutil kelamin antara lain:
• Kecil, berwarna daging atau abu-abu yang membengkak pada area kelamin.
• Beberapa kutil berkumpul dan terbentuk seperti brokoli.
• Gatal atau rasa tidak nyaman pada area kelamin.
• Pendarahan ketika berhubungan seksual.
Seringkali, kutil kelamin tanpa disertai gejala. Kutil ini sangat kecil dan rata serta tidak terlihat dengan mata telanjang. Terkadang dapat berlipatganda dalam jumlah yang besar.
Kehamilan kadang memicu infeksi yang tidak aktif, atau infeksi yang telah aktif dapat memburuk saat kehamilan.
Penyebab
& Faktor Risiko
Penyebab
Seperti kutil yang terjadi pada bagian tubuh manapun, kutil kelamin disebabkan oleh virus -HPV- yang menginfeksi lapisan permukaan kulit. Ada lebih dari 100 jenis virus HPV, tetapi hanya beberapa yang dapat menyebabkan kutil kelamin. Virus tersebut dapat menyebar dengan cepat melalui kontak seksual dengan mereka yang terinfeksi.
Dua dari tiga orang yang melakukan hubungan seksual dengan mereka yang memiliki kutil kelamin juga terkena penyakit ini – biasanya dalam tiga bulan setelah melakukan kontak, tetapi terkadang sampai beberapa tahun.
Faktor risiko
Faktor risiko terinfeksi virus HPV antara lain:
· Melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dengan banyak pasangan.
· Memiliki penyakit menular seksual lain.
· Memiliki pasangan seksual yang terinfeksi baik anda ketahui maupun tidak.
· Aktif secara seksual pada usia muda.
Pencegahan
· Menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
· Menghindari kontak seksual dengan mereka yang terinfeksi sampai penyakit tersebut terobati.
· Pertimbangkan untuk melakukan vaksinasi. Dua vaksin –Gardasil dan Cervarix- membantu melawan virus HPV yang menyebabkan banyak kanker serviks.
Seperti kutil yang terjadi pada bagian tubuh manapun, kutil kelamin disebabkan oleh virus -HPV- yang menginfeksi lapisan permukaan kulit. Ada lebih dari 100 jenis virus HPV, tetapi hanya beberapa yang dapat menyebabkan kutil kelamin. Virus tersebut dapat menyebar dengan cepat melalui kontak seksual dengan mereka yang terinfeksi.
Dua dari tiga orang yang melakukan hubungan seksual dengan mereka yang memiliki kutil kelamin juga terkena penyakit ini – biasanya dalam tiga bulan setelah melakukan kontak, tetapi terkadang sampai beberapa tahun.
Faktor risiko
Faktor risiko terinfeksi virus HPV antara lain:
· Melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dengan banyak pasangan.
· Memiliki penyakit menular seksual lain.
· Memiliki pasangan seksual yang terinfeksi baik anda ketahui maupun tidak.
· Aktif secara seksual pada usia muda.
Pencegahan
· Menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
· Menghindari kontak seksual dengan mereka yang terinfeksi sampai penyakit tersebut terobati.
· Pertimbangkan untuk melakukan vaksinasi. Dua vaksin –Gardasil dan Cervarix- membantu melawan virus HPV yang menyebabkan banyak kanker serviks.