Seorang wanita yang sedang hamil harus lebih waspada
dengan apa yang terjadi pada dirinya karena banyak sekali kondisi-kondisi yang
mengancam pada kehamilan. Tidak sedikit juga ibu yang mengeluhkan perdarahan
pada trimester atau 3 bulan pertama kehamilannya. Yang akan kita bicarakan di
sini adalah perdarahan yang terjadi pada saat seorang ibu hamil muda.
Perdarahan yang terjadi saat hamil muda disebabkan
oleh beberapa hal, antara lain keguguran (abortus), kehamilan di luar kandungan
(Kehamilan Ektopik Terganggu), ataupun hamil anggur. Meskipun tanda dan gejala
yang sama dari ketiga penyakit itu adalah perdarahan, ada gejala lain yang
mesti kita ketahui tentang masing-masing kasus tersebut.
- Abortus
a. Pengertian
Abortus
Abortus/aborsi
adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
dengan berat badan janin <500 gram dan usia kandungan < 20 minggu. Usia
kehamilan yang cukup bulan/aterm adalah 37-40 minggu.
Keguguran atau dalam bahasa medis biasa dikenal
sebagai abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia
luar. Ada juga definisi lain yang menyebutkan bahwa abortus adalah berakhirnya
kehamilan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin < 500
gram.
Keguguran dibagi menjadi 2, keguguran spontan dan
buatan. Keguguran spontan sendiri
sebabnya belum jelas, tapi dari beberapa literatur disebutkan ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi keguguran. Pertama ialah perkembangan sel telur
yang abnormal secara struktur maupun genetiknya. Selanjutnya adalah kondisi
ibu. Ibu harus memperhatikan dirinya sendiri seperti saat terkena demam,
infeksi akut (pneumonia, tifus, dsb), penyakit-penyakit kronis (misalnya
kelainan hormon), dan trauma (riwayat operasi atau kecelakaan saat hamil). Dan
yang terakhir adalah kelainan rahim seperti serviks yang inkompeten, ada tumor
di rahim, atau bahkan kelainan bentuk rahim yang dibawa dari lahir. Sedangkan abortus buatan adalah keguguran yang
disengaja, bisa karena ada alasan medis ataupun tanpa alasan medis yang
melanggar hukum. Tanda-tanda dari keguguran adalah perdarahan, atau bahkan
keluarnya ‘sesuatu’ seperti daging. Gejala yang juga bisa ditemukan adalah
nyeri yang terus-terusan, seperti orang mau melahirkan. Namun mungkin saja
perdarahan tidak disertai rasa nyeri. Kalau ibu hamil sudah menemui tanda-tanda
seperti itu, segera hubungi dokter, sebaiknya jangan ditunda lagi.
b.
Tanda-Tanda Terjadinya
Abortus
Tanda-tanda
terjadinya abortus pada umumnya adalah:
- Terjadi kontraksi uterus/rahim
- Terjadi perdarahan uterus/rahim
- Dilatasi serviks (pelebaran mulut rahim)
- Ditemukan sebagian atau seluruh hasil konsepsi/pembuahan
Pada kehamilan,
janin menempel di endometrium (dinding uterus/rahim bagian dalam). Untuk itu, endometrium harus tebal karena jika tipis maka
janin tidak bisa menempel di endometrium dengan sempurna. Tebal / tipisnya
endometrium dipengaruhi oleh hormon progesteron. Semakin banyak hormon
progesteron, maka endometrium akan semakin tebal sehingga janin bisa menempel
dengan sempurna. Sebaliknya semakin sedikit hormon progesteron, maka
endometrium akan semakin tipis sehingga janin kurang menempel dan akan terjadi
keguguran/abortus. Oleh karena itu disimpulkan bahwa salah satu penyebab
terjadinya abortus/keguguran adalah kurangnya hormon progesteron.
d.
Klasifikasi
Abortus
Abortus
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1.
Abortus
Spontan
adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu yang
berlangsung tanpa tindakan / tanpa disengaja.
Penyebab Abortus Spontan
Abortus spontan
dapat disebabkan oleh:
- Kurangnya hormon
progesteron
- Kelainan kromosom
- Infeksi
(chlamydia, mycoplasma, dll)
- Gangguan
endokrin/hormon (hipotiroidisme, diabetes mellitus)
- Oksidan (rokok, alkohol, radiasi, dan toksin), dll
Macam-macam Abortus Spontan
1. Abortus
Imminens
Abortus imminens adalah
ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam
(lewat vagina), ostium uteri
masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
-
Tanda dan gejala:
a.
Perdarahan vagina: merah segar atau
coklat
b.
Jumlah perdarahan sedikit/ perdarahan
bercak
c.
Dapat terjadi terus menerus untuk beberapa
hari sampai 2 minggu
d.
Kram abdomen bagian bawah atau sakit
punggung normal
-
Manajemen
a. Trimester I dengan sedikit perdarahan, tanpa
disertai kram
1) Tirah baring tidak terlalu bermanfaat; aktivitas
normal dapat dilanjutkan kembali kecuali wanita merasa tidak nyaman atau lebih
memilih untuk istirahat
2) Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual,
tidak melakukan irigasi, atau memasukkan sesuatu ke vagina)
3) Tidak melakukan aktivitas seksual yang
menimbulkan orgasme
4) Segera beritahu bidan jika terdapat :
-
Perdarahan meningkat
-
Kram dan nyeri pinggang meningkat
-
Semburan cairan dari vagina
-
Demam atau gejala mirip flu
5) Periksakan pada hari berikutnya di rumah sakit
-
Evaluasi tanda-tanda vital
-
Pemeriksaan dengan speculum-merupakan
skrining vaginitis dan servisitis; observasi bukaan serviks, tonjolan kantong
ketuban, bekuan darah, atau bagian-bagian janin
-
Pemeriksaan bimanual-ukuran uterus,
dilatasi, nyeri tekan, effacement, serta kondisi ketuban. Dapatkan nilai
hemoglobin dan hematokrit, jenis dan Rh (jika belum ada)
b. Jika pemeriksaan
negative, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasuara untuk menentukan kelangsungan
hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika mungkin untuk menenangkan wanita
c. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasuara negatif,
tenangkan wanita, kaji ulang gejala bahaya dan pertahankan nilai normal
d. Konsultasi ke dokter jika terjadi perdarahan
hebat, kram meningkat, atau hasil pemeriksaan fisik dan ultrasuara menunjukan
hasil abnormal
2. Abortus
Insipiens
Abortus
insipiens adalah abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks
telah mendatar, ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih
dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
Ciri : Perdarahan per vaginam
dengan kontraksi makin lama makin kuat dan makin sering, serviks sudah terbuka.
Keguguran membakat ini tidak dapat dihentikan,
karena setiap saat dapat terjadi ancaman perdarahan dan pengeluaran hasil
konsepsi. Abortus ditandai dengan:
- Perdarahan lebih banyak
- Perut mules (sakit) lebih hebat
- Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan/hasil konsepsi dapat teraba
Penanganan
1. Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan:
1. Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan:
a)
Berikan ergometrin 0,2 mg I.M (dapat
diulang sesudah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat
diulang sesudah 4 jam jika perlu)
b)
Segera lakukan persiapan untuk
pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
2. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu:
a)
Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi,
kemudian evakuasi sisa-sisa hasil konsepsi.
b)
Jika perlu, lakukan infus 20 unit
oksitosin dalam 500 ml cairan I.V (garam fisiologik atau larutan Ringer Laktat)
dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah
penanganan
3. Abortus
Inkomplitus
Abortus
inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum usia
kehamilan 20 minggu, berat janin < 500 gram
Ciri : Perdarahan per vaginam
yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian jaringan konsepsi
keluar.
Penanganan : optimalisasi
keadaan umum dan tanda vital ibu (perdarahan banyak dapat menyebabkan syok),
pengeluaran seluruh jaringan konsepsi dengan eksplorasi digital dan bila perlu
dilakukan kuretase. Ditandai dengan
dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus. Gejala klinis yang dapat
terjadi:
1)
Perdarahan berlangsung terus
2)
Perdarahan mendadak
3)
Disertai infeksi dengan suhu tinggi
4)
Dapat terjadi degenerasi ganas (korio
karsinoma)
Pada pemeriksaan dijumpai
gambaran:
1)
Kanalis servikalis terbuka
2)
Dapat diraba jaringan dalam rahim atau
dikanalis servikalis
3)
Kanalis servikalis tertutup dan
perdarahan berlangsung terus
4)
Dengan pemeriksaan sonde perdarahan
bertambah
Penanganan
1)
Jika perdarahan tidak terlalu banyak dan
kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau
dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui
serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg I.M atau misoprostol
400 mcg per oral
2)
Jika perdarahan banyak atau terus
berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil
konsepsi dengan:
- Aspirasi Vakum Manual (AVM), kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg I.M (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
3)
Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan I.V (garam fisiologik atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
- Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4)
Pastikan untuk tetap memantau kondisi
ibu setelah penanganan.
4. AbortusKompletus
Abortus kompletus adalah
peristiwa pengeluaran lengkap seluruh jaringan hasil konsepsi sebelum usia
kehamilan 20 minggu, berat janin < 500 gram.
Ciri : Perdarahan per vaginam
yang banyak, kontraksi uterus, serviks sudah menutup, keluar jaringan hasil
konsepsi, tidak ada sisa jaringan di dalam uterus.
Penanganan : optimalisasi
keadaan umum dan tanda vital ibu. Seluruh hasil konsepsi
telah dikeluarkan, sehingga tidak memerlukan tindakan. Gambaran klinisnya
adalah uterus mengecil, perdarahan sedikit, dan kanalis telah tertutup.
Penanganan:
-
Tidak perlu evakuasi lagi
-
Observasi untuk melihat adanya
perdarahan banyak
-
Pastikan untuk tetap memantau kondisi
ibu setelah penanganan
-
Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas
ferrosus 600 mg/hari selama 2 minggu, jika anemia berat berikan transfusi darah
-
Konseling asuhan pascakeguguran dan pemantauan
lanjut
5. Abortus
Habitualis
Abortus habitualis adalah
kejadian abortus berulang pada 3 kehamilan atau lebih berturut-turut. Abortus
habitualis umumnya disebabkan karena kelainan anatomik uterus (mioma, septum,
serviks inkompeten, dll), atau kelainan faktor-faktor imunologi. Pada
kasus abortus habitualis perlu dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat
ada/tidaknya kelainan anatomi. Selain itu juga perlu dilakukan rangkaian
pemeriksaan faktor-faktor hormonal / imunologi / kromosom.
6. Missed
Abortion
Missed abortion adalah
embrio/fetus meninggal dalam kandungan dan masih tertahan dalam kandungan.
Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang
spontan atau menghilang setelah pengobatan.
Penanganan : mengeluarkan
jaringan konsepsi dengan stimulasi kontraksi uterus. Jika dilakukan tindakan
kuretase, maka harus sangat hati-hati karena jaringan telah mengeras, dan dapat
terjadi gangguan pembekuan darah akibat komplikasi kelainan koagulasi
(hipofibrinogenemia).
2.
Abortus
Buatan
adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat
tindakan yang disengaja.
3.
Abortus
Terapeutik
adalah abortus buatan yang dilakukan pada kehamilan
sebelum 20 minggu atas indikasi tindakan medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar