Sabtu, 23 Maret 2013

Perdarahan Pada Kehamilan Muda I



Seorang wanita yang sedang hamil harus lebih waspada dengan apa yang terjadi pada dirinya karena banyak sekali kondisi-kondisi yang mengancam pada kehamilan. Tidak sedikit juga ibu yang mengeluhkan perdarahan pada trimester atau 3 bulan pertama kehamilannya. Yang akan kita bicarakan di sini adalah perdarahan yang terjadi pada saat seorang ibu hamil muda.
Perdarahan yang terjadi saat hamil muda disebabkan oleh beberapa hal, antara lain keguguran (abortus), kehamilan di luar kandungan (Kehamilan Ektopik Terganggu), ataupun hamil anggur. Meskipun tanda dan gejala yang sama dari ketiga penyakit itu adalah perdarahan, ada gejala lain yang mesti kita ketahui tentang masing-masing kasus tersebut.
  1. Abortus
a.      Pengertian Abortus
Abortus/aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan berat badan janin <500 gram dan usia kandungan < 20 minggu. Usia kehamilan yang cukup bulan/aterm adalah 37-40 minggu.
Keguguran atau dalam bahasa medis biasa dikenal sebagai abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar. Ada juga definisi lain yang menyebutkan bahwa abortus adalah berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin < 500 gram.
Keguguran dibagi menjadi 2, keguguran spontan dan buatan. Keguguran spontan sendiri sebabnya belum jelas, tapi dari beberapa literatur disebutkan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keguguran. Pertama ialah perkembangan sel telur yang abnormal secara struktur maupun genetiknya. Selanjutnya adalah kondisi ibu. Ibu harus memperhatikan dirinya sendiri seperti saat terkena demam, infeksi akut (pneumonia, tifus, dsb), penyakit-penyakit kronis (misalnya kelainan hormon), dan trauma (riwayat operasi atau kecelakaan saat hamil). Dan yang terakhir adalah kelainan rahim seperti serviks yang inkompeten, ada tumor di rahim, atau bahkan kelainan bentuk rahim yang dibawa dari lahir. Sedangkan abortus buatan adalah keguguran yang disengaja, bisa karena ada alasan medis ataupun tanpa alasan medis yang melanggar hukum. Tanda-tanda dari keguguran adalah perdarahan, atau bahkan keluarnya ‘sesuatu’ seperti daging. Gejala yang juga bisa ditemukan adalah nyeri yang terus-terusan, seperti orang mau melahirkan. Namun mungkin saja perdarahan tidak disertai rasa nyeri. Kalau ibu hamil sudah menemui tanda-tanda seperti itu, segera hubungi dokter, sebaiknya jangan ditunda lagi.


b.      Tanda-Tanda Terjadinya Abortus
Tanda-tanda terjadinya abortus pada umumnya adalah:
  1. Terjadi kontraksi uterus/rahim
  2. Terjadi perdarahan uterus/rahim
  3. Dilatasi serviks (pelebaran mulut rahim)
  4. Ditemukan sebagian atau seluruh hasil konsepsi/pembuahan
c.       Mekanisme Terjadinya Abortus
Pada kehamilan, janin menempel di endometrium (dinding uterus/rahim bagian dalam). Untuk itu, endometrium harus tebal karena jika tipis maka janin tidak bisa menempel di endometrium dengan sempurna. Tebal / tipisnya endometrium dipengaruhi oleh hormon progesteron. Semakin banyak hormon progesteron, maka endometrium akan semakin tebal sehingga janin bisa menempel dengan sempurna. Sebaliknya semakin sedikit hormon progesteron, maka endometrium akan semakin tipis sehingga janin kurang menempel dan akan terjadi keguguran/abortus. Oleh karena itu disimpulkan bahwa salah satu penyebab terjadinya abortus/keguguran adalah kurangnya hormon progesteron.
d.      Klasifikasi Abortus
Abortus diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1.      Abortus Spontan
adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu yang berlangsung tanpa tindakan / tanpa disengaja.
Penyebab Abortus Spontan
Abortus spontan dapat disebabkan oleh:
- Kurangnya hormon progesteron
- Kelainan kromosom
- Infeksi (chlamydia, mycoplasma, dll)
- Gangguan endokrin/hormon (hipotiroidisme, diabetes mellitus)
- Oksidan (rokok, alkohol, radiasi, dan toksin), dll


Macam-macam Abortus Spontan
1. Abortus  Imminens
Abortus imminens adalah ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam (lewat vagina), ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
-          Tanda dan gejala:
a.       Perdarahan vagina: merah segar atau coklat
b.      Jumlah perdarahan sedikit/ perdarahan bercak
c.        Dapat terjadi terus menerus untuk beberapa hari sampai 2 minggu
d.      Kram abdomen bagian bawah atau sakit punggung normal
-          Manajemen
a. Trimester I dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai kram
1) Tirah baring tidak terlalu bermanfaat; aktivitas normal dapat dilanjutkan kembali kecuali wanita merasa tidak nyaman atau lebih memilih untuk istirahat
2) Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi, atau memasukkan sesuatu ke vagina)
3) Tidak melakukan aktivitas seksual yang menimbulkan orgasme
4) Segera beritahu bidan jika terdapat :
-          Perdarahan meningkat
-          Kram dan nyeri pinggang meningkat
-          Semburan cairan dari vagina
-          Demam atau gejala mirip flu
5) Periksakan pada hari berikutnya di rumah sakit
-          Evaluasi tanda-tanda vital
-          Pemeriksaan dengan speculum-merupakan skrining vaginitis dan servisitis; observasi bukaan serviks, tonjolan kantong ketuban, bekuan darah, atau bagian-bagian janin
-          Pemeriksaan bimanual-ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan, effacement, serta kondisi ketuban. Dapatkan nilai hemoglobin dan hematokrit, jenis dan Rh (jika belum ada)
b. Jika pemeriksaan negative, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasuara untuk menentukan kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika mungkin untuk menenangkan wanita
c. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasuara negatif, tenangkan wanita, kaji ulang gejala bahaya dan pertahankan nilai normal
d. Konsultasi ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil pemeriksaan fisik dan ultrasuara menunjukan hasil abnormal

2. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatar, ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
Ciri : Perdarahan per vaginam dengan kontraksi makin lama makin kuat dan makin sering, serviks sudah terbuka.
Keguguran membakat ini tidak dapat dihentikan, karena setiap saat dapat terjadi ancaman perdarahan dan pengeluaran hasil konsepsi. Abortus ditandai dengan:
  1. Perdarahan lebih banyak
  2. Perut mules (sakit) lebih hebat
  3. Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan/hasil konsepsi dapat teraba
Penanganan
1. Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan:
a)      Berikan ergometrin 0,2 mg I.M (dapat diulang sesudah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam jika perlu)
b)      Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
2. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu:
a)      Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi, kemudian evakuasi sisa-sisa hasil konsepsi.
b)      Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan I.V (garam fisiologik atau larutan Ringer Laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
3. Abortus Inkomplitus
Abortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu, berat janin < 500 gram
Ciri : Perdarahan per vaginam yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian jaringan konsepsi keluar.
Penanganan : optimalisasi keadaan umum dan tanda vital ibu (perdarahan banyak dapat menyebabkan syok), pengeluaran seluruh jaringan konsepsi dengan eksplorasi digital dan bila perlu dilakukan kuretase. Ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus. Gejala klinis yang dapat terjadi:
1)      Perdarahan berlangsung terus
2)      Perdarahan mendadak
3)      Disertai infeksi dengan suhu tinggi
4)      Dapat terjadi degenerasi ganas (korio karsinoma)
Pada pemeriksaan dijumpai gambaran:
1)      Kanalis servikalis terbuka
2)       Dapat diraba jaringan dalam rahim atau dikanalis servikalis
3)      Kanalis servikalis tertutup dan perdarahan berlangsung terus
4)      Dengan pemeriksaan sonde perdarahan bertambah
Penanganan
1)      Jika perdarahan tidak terlalu banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg I.M atau misoprostol 400 mcg per oral
2)      Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
  1. Aspirasi Vakum Manual (AVM), kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
  2. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg I.M (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
3)      Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
  1. Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan I.V (garam fisiologik atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
  2. Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
  3. Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4)      Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
4. AbortusKompletus
Abortus kompletus adalah peristiwa pengeluaran lengkap seluruh jaringan hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu, berat janin < 500 gram.
Ciri : Perdarahan per vaginam yang banyak, kontraksi uterus, serviks sudah menutup, keluar jaringan hasil konsepsi, tidak ada sisa jaringan di dalam uterus.
Penanganan : optimalisasi keadaan umum dan tanda vital ibu. Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan, sehingga tidak memerlukan tindakan. Gambaran klinisnya adalah uterus mengecil, perdarahan sedikit, dan kanalis telah tertutup.
Penanganan:
-          Tidak perlu evakuasi lagi
-          Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
-          Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
-          Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg/hari selama 2 minggu, jika anemia berat berikan transfusi darah
-          Konseling asuhan pascakeguguran dan pemantauan lanjut
5. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah kejadian abortus berulang pada 3 kehamilan atau lebih berturut-turut. Abortus habitualis umumnya disebabkan karena kelainan anatomik uterus (mioma, septum, serviks inkompeten, dll), atau kelainan faktor-faktor imunologi. Pada kasus abortus habitualis perlu dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat ada/tidaknya kelainan anatomi. Selain itu juga perlu dilakukan rangkaian pemeriksaan faktor-faktor hormonal / imunologi / kromosom.
6. Missed Abortion
Missed abortion adalah embrio/fetus meninggal dalam kandungan dan masih tertahan dalam kandungan. Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan.
Penanganan : mengeluarkan jaringan konsepsi dengan stimulasi kontraksi uterus. Jika dilakukan tindakan kuretase, maka harus sangat hati-hati karena jaringan telah mengeras, dan dapat terjadi gangguan pembekuan darah akibat komplikasi kelainan koagulasi (hipofibrinogenemia).
2.      Abortus Buatan
adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan yang disengaja.
3.      Abortus Terapeutik
adalah abortus buatan yang dilakukan pada kehamilan sebelum 20 minggu atas indikasi tindakan medis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar