Senin, 08 Oktober 2012

Neonatus dan bayi dengan masalah hemangioma serta penanganannya



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi prematur. Kurang lebih 55% hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya pada saat minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal, involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali hemangioma menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir. Walaupun perjalanan penyakit dari hemangioma sudah diketahui, sangat sulit untuk memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu. Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14 bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih susah untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah menyala ke ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40% dari pasien mempunyai sisa perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis biasanya involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma superfisial pada muka sering meninggalkan noda berupa sikatrik (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan; warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap (Katz, et al., 2002).
Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa bulan setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh, meskipun demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi (Kantor, 2004).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang dapat merumuskan permasalahannya yaitu “Bagaimana penangan neonatus dan bayi dengan masalah hemangioma”
1.3.Tujuan Masalah
1.              Tujuan Umum

Tujuan umum dari materi ini adalah untuk mengetahui Bagaimana penanganan neonatus dan bayi dengan masalah hemangioma




2.      Tujuan Khusus

a.       Untuk mengetahui pengertian Hemangioma
b.      Untuk mengetahui jenis Hemangioma
c.       Untuk mengetahui tanda-tanda Hemangioma
d.      Untuk mengetahui Pencegahan Hemangioma
e.       Untuk mengetahui gambaran klinis dan komplikasi hemangioma
f.       Untuk mengetahui Penanganan dan pemberian asuhan pada masalah hemangioma








BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian
Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah (Anonim, 2005).
Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua, contohnya adalah cherry hemangioma atau angioma senilis yang biasanya jinak, kecil, red-purple papule pada kulit orang tua (Olmstead, et al., 1994; Pieter, et al., 1997; Hamzah, 1999).
Hemangioma adalah salah satu jenis kelainan pembuluh darah. Orang lebih mengenalnya sebagai tanda lahir, sebenarnya hemangioma adalah tumor pembuluh darah, tetapi tidak berbentuk benjolan. Hemangioma ini bisa dijumpai pada bayi baru lahir.
Hemangioma, sekitar 60 % berada di sekitar kepala dan leher. Sekitar 25 % berada di tubuh, dan 15 % terdapat di lengan atau kaki. Hemangioma juga bisa muncul di lapisan bawah kulit ataupun organ dalam tubuh, seperti hati, saluran pencernaan, dan otak. Secara pasti, sampai saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan hemangioma ini. Akan tetapi, penyakit ini lebih cenderung menyerang:
1. Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
2. Lebih sering terjadi pada anak kembar.
3. Lebih sering dijumpai pada ras Kaukasia daripada ras Asia atau Afrika

Hemangioma, selain disebabkan karena kelainan pembentukan pembuluh darah (pembulu darah melebar) juga disebabkan karena faktor tertentu yang terjadi dalam proses kelahiran, misalnya trauma saat lahir. Tanda lahir tidak berkaitan dengan penyakit kulit dan tidak menular. Jadi, orang tua tak perlu cemas.

Menurut data medis, 30% tanda lahir sudah tampak sejak saat bayi lahir. Sedangkan yang 70%-nya baru muncul satu hingga empat minggu setelah bayi lahir. Gejala ini lima kali lebih banyak dialami anak perempuan daripada lelaki. Tanda lahir ini juga lebih banyak muncul pada ras kaukasia, dan bayi yang lahir dengan berat kurang atau BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).

Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan involusi hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai pertumbuhan dari pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana prekursor sel endotel meningkatkan pembentukan pembuluh darah, mengingat angiogenesis berhubungan dengan perkembangan dari pembuluh darah baru yang ada dalam sistem vaskular tubuh. Selama fase proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari angiogenesis, termasuk proliferasi dari antigen inti sel, collagenase tipe IV, basic fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor, urokinase, dan E-selectin, dapat dikenali oleh analisis imunokimiawi (Olmstead, et al., 1994; Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Hemangioma superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat, dimana perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi dimana hemangioma mengalami regresi secara spontan. Selama fase involusi, hemangioma dapat hilang tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit sekitarnya, dan meskipun fase involusi sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat involusi lengkap, tidak meninggalkan bekas (Kantor, 2004; Lehrer, 2004; Hall, 2005).

2.2. Jenis Hemangioma
Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial hemangioma) terjadi pada kulit bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua jenis hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma campuran (Hamzah, 1999; Lehrer, 2003).
A.  Hemangioma kapiler
1. Strawberry hemangioma (hemangioma simplek)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu (Hall, 2005). Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).
Gambar 1. Strawberry hemangioma (Drolet, et al., 2004).
2. Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah (Worman, 1998; Hamzah, 1999).
B. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan (Cohen, 2004; Anonim, 2005).
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam (Hall, 2005).
C. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa (Hamzah, 1999; Kushner, et al., 1999; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).
Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ dalam (Hall, 2005).
clip_image004
Gambar 2. Hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum (Drolet, et al., 2004).

Beberapa literatur menyebutkan hemangioma yang lain diantaranya:
1. Intramuscular hemangioma
ntramuscular hemangioma sering terjadi pada dewasa muda, 80-90% diderita oleh orang yang berumur kurang dari 30 tahun. Hemangioma ini lebih sering terjadi pada ekstremitas inferior, terutama di paha dan khas ditunjukkan dengan massa pada palpasi dan perubahan warna pada permukaan kulit di sekitar area hemangioma. Intramuscular hemangioma bisa asimptomatik atau dapat juga muncul dengan gejala-gejala seperti pembesaran ekstremitas, peningkatan suhu pada area hemangioma, perubahan warna pada permukaan kulit, dan sakit (Olmstead, et al., 1994; Enneking, et al., 1998; Katz, et al., 2002).
clip_image006
Gambar 3. Hasil pencitraan T1 dan T2 MRI dari intramuscular hemangioma pada kaki. Gambaran yang menyerupai ular pada pembuluh darah menunjukkan tanda yang kuat dari hemangioma (Katz, et al., 2002).
clip_image008
Gambar 4. T1 (time to repetition [TR]=500, time to echo [TE]=15.0/1) dan T2 (TR=3000, TE=15/Ef) hasil pencitraan pada intramuscular hemangioma pada kaki. Hemangioma radiolusen pada T1 dan radioopak pada T2 menunjukkan bahwa hemangioma seperti gambaran lemak atau hasil nonliquid (Katz, et al., 2002).
2. Synovial hemangioma
Synovial hemangioma kasusnya jarang terjadi. Pada artikulasio sinovial terdapat eksudat cairan yang berulang, nyeri, dan menunjukkan gejala gangguan mekanik (MacDonald, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
clip_image010
Gambar 5. Magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan lesi yang berat pada sinovial dengan penonjolan pada kapsul lateral dan komplek retinakuler, tulang dan meniscus normal (MacDonald, et al., 1999).
clip_image012
Gambar 6. Artroskopi menunjukkan suatu pedunkulasi, lesi mirip anggur muncul dari sinovial pada lateral parapatella (arrowhead) (MacDonald, et al., 1999).
3. Osseus hemangioma
Osseus hemangioma sering ditemukan dalam bentuk kecil-kecil, tetapi dapat menyebabkan nyeri dan bengkak. Pada tulang tengkorak dapat berhubungan dengan bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada kasus-kasus yang jarang, vertebrae hemangioma bisa menyebabkan penekanan pada korda dan fraktur, tapi kebanyakan vertebrae hemangioma biasanya asimptomatik (Katz, et al., 2002).
Osseus hemangioma biasanya solid (melibatkan satu tulang) atau fokal (melibatkan satu tulang atau tulang di dekatnya pada satu area). Penulis lain memberi definisi yang berbeda. Beberapa penulis mengatakan bahwa hemangiomatosis merupakan multipel hemangioma yang berlokasi di antara tulang yang saling berdekatan atau bersebelahan. Multipel hemangioma juga dihubungkan dengan cystic angiomatosis tulang dimana tidak didapatkan komponen jaringan lunak. Skeletal-ektraskeletal angiomatosis diartikan sebagai hemangioma yang mempengaruhi kanalis vertebralis, selama tidak berada satu tempat (Katz, et al., 2002).
clip_image014
Gambar 7. Kortek tibia berbatasan dengan intramuscular hemangioma pada kaki (Katz, et al., 2002).
4. Choroidal hemangioma
Choroidal hemangioma dapat tumbuh di dalam pembuluh darah retina yang disebut koroid. Jika terdapat pada makula (pusat penglihatan) atau terdapat kebocoran cairan dapat menyebabkan pelepasan jaringan retina (retinal detachment). Perubahan ini dapat mempengaruhi penglihatan. Kebanyakan choroidal hemangioma tidak pernah tumbuh atau terjadi kebocoran cairan dan mungkin dapat diobservasi tanpa pengobatan (Finger, 2004).
clip_image016
Gambar 8. Choroidal hemangioma ini berada di atas saraf optikus, tapi bisa sampai ke fovea. Walaupun tidak terdapat robekan, kista pada retina dengan degenerasi fovea menyebabkan penurunan ketajaman visus sampai 20/200 (Finger, 2004).
clip_image018
Gambar 9. Choroidal hemangioma berbentuk bulat dan berwarna reddish-orange. Tumor ini bisa meluas, tapi berada di bawah fovea dan visus 20/20 (Finger, 2004).
5. Spindle cell hemangioma
Spindle cell hemangioma (hemangioendothelioma) merupakan lesi vaskular yang tidak jelas dimana biasanya berlokasi di dermis atau subkutis dari ekstremitas distal (terutama sekali pada tangan) (Roy, 2000; Katz, et al., 2002).
6. Gorham disease
Gorham disease dapat menimbulkan nyeri tumpul atau lemah dan jarang dicurigai lebih awal pada evaluasi dengan radiografi. Penderita biasanya berumur kurang dari 40 tahun. Secara histologi Gorham disease khas menampakkan hipervaskularisasi dari tulang. Proliferasi vaskular sering mengisi kanalis medularis (Katz, et al., 2002).
clip_image020
Gambar 10. Gambaran radiografi pada pasien dengan Gorham disease menunjukkan terputusnya tulang (Katz, et al., 2002).


7. Kassabach-Merritt syndrome
Kassabach-Merritt syndrome komplikasi dari pembesaran pembuluh darah yang cepat yang ditandai dengan hemolitik anemia, trombositopeni, dan koagulopati. Kassabach-Merritt syndrome terlihat berhubungan dengan stagnasi aliran pada hemangioma yang besar, dengan banyaknya trombosit yang tertahan dan terjadi penggunaan faktor koagulan yang tidak diketahui sebabnya (consumptive coagulopathy) (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
2.3.Tanda-Tanda Hemangioma
1. Tampak seperti tanda lahir, tetapi pertumbuhannya terjadi secara cepat pada usia 6-12 bulan.
2. Pertumbuhan ini mulai menyusut dan melambat pada usia 1-7 tahun dan tumor ini menciut pada usia 10-12 tahun, kebanyakan ada pula yang menghilang pada usia 10-13 tahun.
3. Adanya pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan bertekstur (kadang disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah seperti buah stroberi).
4.  Pembuluh darah vena yang menyebar dari tumor juga bisa terlihat di bawah kulit. Saat hemangioma mulai menyusut, warna merahnya akan memudar. Bekas warna akhir itu umumnya akan hilang saat anak berusia 7 tahun.
5.  Untuk hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih bawah (hemangioma dalam), terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan pada kulit tapi terkadang juga malah tidak tampak sama sekali. Lebam ini biasanya terlihat pada saat anak berusia 2-4 bulan.

2.4.Pencegahan
Untuk mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi, jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti keterangan yang disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi atau mencegah perkembangan hemangioma lebih lanjut. Dalam banyak kasus perlakuan tidak akan ditunjukkan. Jika pengobatan diperlukan, bagaimanapun, mungkin meliputi:
• Kortison: Injected ke hemangioma atau diberikan secara oral melalui mulut. Jika diberikan secara oral untuk waktu yang lama memiliki efek samping termasuk peningkatan risiko infeksi sistemik, tekanan darah tinggi, diabetes, nafsu makan meningkat, iritasi lambung, penekanan pertumbuhan, dll
• Berdenyut Dye Laser Therapy: Terapi ini memperlakukan pembuluh darah dangkal terbaik. Jika perawatan ini dianjurkan biasanya diperuntukkan bagi komponen dangkal hemangioma, ditandai dengan lesi, datar merah. Hal ini biasanya diberikan dalam serangkaian perawatan laser jarak 2-4 minggu.
• Antibiotik: Jika hemangioma yang terinfeksi dan membukanya dapat diobati dengan kursus singkat antibiotik dan pembersihan luka sehari-hari.
• Alpha Interferon: Terapi ini terbatas pada yang paling parah dan hemangioma berpotensi mengancam kehidupan. Ini melibatkan pemberian obat sistemik melalui tembakan harian, biasanya ke kaki, selama beberapa bulan. Hal ini biasanya diberikan kepada bayi oleh orang tua di bawah arahan dan pengawasan dokter. Terapi ini memiliki efek samping yang serius yang potensial termasuk efek neurologis, kelainan darah dan lain-lain.
• Operasi pengangkatan: Dalam kasus yang jarang, hemangioma dapat diangkat dengan operasi terutama jika mereka tidak mungkin untuk menyelesaikan secara spontan atau menimbulkan distorsi jaringan signifikan dan deformasi.
2.5. Gambaran Klinis dan Komplikasi Hemongioma
A.    Gambaran Klinis
Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen. Gambaran yang ditunjukkan tergantung kedalaman, lokasi , dan derajat dari evolusi. Pada bayi baru lahir, hemangioma dimulai dengan macula pucat dengan teleanggiektasis. Sejalan dengan perkembangan proliferasi tumor gambarannya menjadi merah menyala, mulai menonjol, dan noncompressible plaque.
Hemangioma yang terletak di dalam kulit biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada di superficial dan didalam kulit. Hemangioma memiliki diameter beberapa millimeter sampai beberapa centimeter. Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20 % mempunyai pengaruh pada bayi dengan lesi yang multiple. (Kushner, et al,1999; Katz, et al; 2002; Drolet, et al. 2004).
Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi premature.  Kurang lebih 55 % hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya pada saat minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal, involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali hemangioma menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir. Walaupun perjalaan penyakit dari hemangioma sudah diketahui , sangat sulit untuk memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu. Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berpoliferasi untuk 12-24 bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih susah untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah menyala ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40 % dari pasien mempunyai sisa perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis biasanya involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma superficial pada muka sering menimbulkan noda berupa sikatrik (Kushner, et al; 1999; katz, et al, 2002 ).
Gambaran klinis umum adalah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relative cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah terang bila jenis Strawberry atau bila jenis kavernosa. Bila besar maksimun sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap. (Katz, et al, 2002).

B.     Komplikasi
a.       Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya adalah trauma dari luar atau rupture spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah dibawahnya terus tumbuh.
b.      Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Nekrosis adalah kematian sel ireversibel yang terjadi ketika sel cedera berat dalam waktu lama dimana sel tidak mampu beradaptasi lagi atau memperbaiki dirinya sendiri (hemostasis) Ulkus dapat juga terjadi akibat rupture .Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder (Kantor, 2004).
c.       Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuenterisasi
d.      Gangguan penglihatan
Pada region periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbataan pada sumbu penglihatan (Visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor keruang rettrobul
e.       Masalah psikososial
Akan menimbulkan kecemasan bagi orang tua terutama jika hemangioma muncul pada bagian muka.
f.       Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi jalan napas, gagal jantung

2.6. Penanganan dan Pemberian Asuhan Pada Masalah Hemangioma
A.    Penanganan Pada Masalah Hemangioma
a.       Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimun dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun . Untuk hemangioma kapiler (strawberry Hemangioma) , sering tidak diterapi karena hemangioma jenis ini bila biarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal.
b.      Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; Hemangioma yang mengalami perdarahan, hemangioma yang mengalami ulserasi, hemangioma yang mengalami infeksi, hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan.
Cara-cara aktif dapat dilakukan antara lain:
·         Pembedahan
Indikasi :
1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat, mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
·         Radiasi
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena:
1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif.
2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama.
3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila diperlukan suatu tindakan.
Walaupun radiasi digunakan secara luas dalam masa lampau untuk mengobati hemangioma, pada saat ini jarang digunakan karena komplikasi jangka lama terapi radiasi, serta fakta bahwa kebanyakan hemangioma kapiler akan beregresi (Hamzah, 1999).
·         Corticosteroid
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:
1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Kortikosteroid yang dipakai ialah antara lain prednison yang mengakibatkan hemangioma mengadakan regresi, yaitu untuk bentuk strawberry, kavernosum, dan campuran. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3 bulan. Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat (Hamzah, 1999).
Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang menurunkan ukuran lesi secara cepat, sehingga perkembangan penglihatan bisa normal. Hemangioma kavernosa atau hemangioma campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi langsung pada hemangioma (Kantor, 2004).
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat (Anonim, 2005).
·         Obat sklerotik
Penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma, misalnya dengan namor rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatrik (Hamzah, 1999).
·         Eletrokoagulansi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik (Hamzah, 1999).
·         Pembekuan
Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair (Hamzah, 1999).


·         Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu dilakukan perawatan luka secara steril (Anonim, 2005).
B.     Pemberian Asuhan
1. Melakukan pengkajian subyektif dan obyektif
2. Pengkajian kemungkinan adanya komplikasi
3. Segera merujuk bila ditemukan adanya komplikasi
4. Memberi dukungan moril pada keluarga
5. Lakukan kolaborasi dan rujukan untuk penentuan klasifikasi dan penaganangan selanjutnya.
6. Beri KIE pada keluarga untuk pencegahan terjadinya perdarahan, rupture dan infeksi.
7. Apabila jenis hemangioma yang hanya membutuhkan penanganan konservatif, beri penjelasan pada keluarga tentang perjalanan penyakit yang akan hilang dengan sendirinya.
8. Pantau terus perkembangan penyakitnya





BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan; warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap
Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa bulan setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh, meskipun demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi.
3.2  Saran
Bila bayi terkena hemangioma jangan rendah diri, karena hemangima merupakan permasalahan yang lazim. Hemangioma dapat ditangani apabila telah menemukan tanda-tanda sejak lahir dengan dengan cara konservatif dan Cara aktif







DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Mota’al, M. M., & Stanton, R. P. April 11, 1996 Soft Tissue Hemangioma, dalam http:// gait.aidi.udel.edu/res695/homepage/pd_ortho/educated/clinase/sthem. htm.
Anonim 2005 Hemangioma, dalam http://www.hemangiomachild.com/children´s specialists of San Diego/Division of Dermatology 8010 Frost Street, Suite 602 San Diego, CA 92123.
Cathy 1999 Hemangioma, dalam http://www.hopeforkids.com/body_hemangioma. html, Childrens Hospital Los Angeles Division of Plastic and Reconstructive Surgery.
Cohen, A. J. 2004 Cavernous Hemangioma, dalam eMedicine.com, Inc.
Drolet, B. A., Esterly, N. B., & Frieden, I. J. 2004 Hemangiomas in Children, dalam The New England Journal of Medicine, http://www.hopeforkids.com/ body_hemangioma.html.
Enneking, W., Rathe, R., & Cornwall G. December 23, 1998 Hemangioma (Clinical Musculoskeletal Pathology), dalam http://imc.gsm.com/scripts/mainframeset.asp?u=http:// www.imc.gsm.com/integrated/msk/mspath/enneking/sect15/hemangio.html.
Finger, P. T. 2004 Choroidal Hemangioma, dalam http://www.eyecancer.com/ conditions/Choroidal%20Tumors/hemangioma.html.
Hall, K. 2005 Hemangiomas, dalam http://www.hemangioma newsline.com/hemangioma newsline PO BOX 38264.
Hamzah, M. 1999 Hemangioma, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Balai Penerbit FK UI, Edisi Ketiga, Jakarta, 220-22.
Kantor, M. D. October 29, 2004 Hemangioma, dalam http://www.medline.com/medline plus/ency/medline.htm.
Katz, D. A., & Damron, T. August 1, 2002 Hemangioma, dalam http://www.emedicine.com/ orthoped/topic499.htm.
Kushner, B. J., Maier, H., Neumann, R., Drolet, B. A., Esterly, N. B., & Frieden, I. J. December 23, 1999 Hemangiomas in Children, dalam New England Journal of Medicine 1999; 341:2018-2019.
Lehrer, M. D. April 17, 2003 Hemangioma, dalam http://www.nlm.nih.gov/medineplus/ency/ article/001459.htm#Definition.
Lehrer, M. D. 2004 Hemangioma, dalam http://www.umm.edu/university of maryland medical center/ency/medical reference.
MacDonald, D., Gollish, J. December 23, 1999 Synovial Hemangioma, dalam New England Journal of Medicine 1999; 341:2018-2019.
Olmstead, P. M., & Graham, W. P. 1994 Kelainan Bedah pada Kulit, dalam Buku Ajar Bedah Sabiston, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I Bagian 2, Jakarta, 426-427.
Pieter, J., & Halimun, E. M. 1997 Tindak Bedah: Organ dan Sistem Organ Kulit, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Edisi Revisi, Jakarta, 428-30.
Roy, S., 2000 Spindle Cell Hemangioendothelioma (Spindle Cell Hemangioma), dalam http://www.geocities.com/sampyroy2000/spindlehe.html.
Worman,H.J. 1998 Hemangioma, dalam http://cpmcnet.columbia.edu/dept/gi/ hemangioma.html.